JAKARTA - Anthony Tan atau yang dikenal sebagai pendiri perusahaan transportasi digital, Grab, memiliki kisah inspiratif yang bisa diikuti pada generasi muda atau milenial. Meski menjadi salah satu keluarga terkaya di Mayalysia, Anthony Tan membangun sendiri bisnisnya dari nol.
Saat mengambil gelar MBA di HBS pada 2011, Tan memulai karier bisnisnya, setelah temannya sekelas dari Indonesia mengeluhkan tentang kondisi mengerikan bisnis taksi di Malaysia. Bisnis ini pun ditekuni sendiri tanpa bantuan dari sang ayah yang juga pemiliki distributor mobil terbesar di Malaysia, Motor Holdings Bhd, Tan Chong.
Baca Juga: Pecat 360 Karyawan, Bos Grab Janji Tak Ada PHK Lagi Tahun Ini
Kembali pada kariernya, Tan mendengar keluhan temannya soal banyak wanita menderita karena masalah keamanan ketika naik taksi. Dia pun merasa harus mengambil tindakan, lantaran kakeknya juga pelopor industri automotif di Malaysia.
Berlandaskan protes tersebut, Tan dan teman sekelas HBS lainnya Tan Hooi Ling mencoba mencari cara untuk memperbaiki kondisi transportasi di Malaysia. Dari situ lahirlah pesaing Uber, Grab Taxi. Mereka berdua pun menulis rencana bisnis untuk aplikasi seluler yang menghubungkan pencari taksi, langsung dengan pengemudi taksi yang terdekat dengan lokasi mereka di lingkungan perkotaan Malaysia yang kacau.
Baca Juga: Grab PHK 360 Karyawan, Ini Besaran Pesangon yang Diterima
Pengemudi akan dipasok dengan ponsel pintar sehingga mereka dapat berkomunikasi langsung dengan calon pelanggan, sehingga menghemat waktu dan uang yang berharga yang terbuang dalam mengemudi tanpa henti untuk mencari setoran.
Meski demikian, usahanya ini mendapat banyak masalah. Seperti berurusan dengan serikat pekerja, birokrasi pemerintah, dan bahkan serangan kriminal.