Menurut Silmy, terganggunya bisnis krakatau steel karena beberapa industri juga sudah mulai berhenti beroperasi. Sebab menurutnya, produk dari krakatau steel bukan hanya pada proyek infrastruktur saja melainkan juga pada industri lainnya.
"Kadang-kadang orang lupa, market of industry bukan hanya urusan konstruksi, tapi juga industri yang menggunakan baja kena seperti automotif, baja ringan, atap termasuk juga galangan kapal dan oil dan gas," jelasnya.
Baca juga: Arahan Presiden, Pipa Minyak Blok Rokan Diganti Made in Krakatau Steel
Untungnya lanjut Silmy, beberapa anak usaha dari Krakatau Steel berhasil memberikan kontribusi yang cukup besar. Sehingga, keuangan dari Krakatau Steel tidak jatuh terlalu dalam.
"Di sini chalangenya cost kita sudah turunkan signifikan. ada anak usaha yang menopang induk. Bisnis bajanya terdampak, tapi pelabuhan kita untungnya lebih besar. Hari ini ini terminal tercepat dan terbesar ini bisnis-bisnis yang cukup baik ini saling mengisi lah. Bisnis bajanya sendiri semakin efisien 25% lain. Sampai akhir tahun saya kejar mungkin sampai 20% lagi," kata Silmy.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)