JAKARTA - Para pencari kerja di Indonesia bisa kesulitan mencari lowongan pekerjaan dalam beberapa bulan ke depan. Apalagi jika ekonomi benar-benar memasuki resesi.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dalam kuartal berjalan dan beberapa kuartal ke depan. Untuk kuartal II, ekonomi akan menyusut sampai minus 3,8%.
Menurut Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati, dampak dari resesi yang berpotensi paling dirasakan masyarakat adalah sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan, disusul dengan jatuhnya daya beli masyarakat karena berkurangnya pendapatan.
Baca Juga: Kurangi Pengangguran, 144.163 Tenaga Kerja Terserap Proyek Padat Karya
"Kenapa lapangan pekerjaan jadi susah (ditemukan)? Karena aktivitas-aktivitas ekonomi belum kembali normal," ujarnya, dilasnsir dari BBC Indonesia, Rabu (24/6/2020).
Dunia usaha sebelumnya mengungkapkan, begitu ada pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), karena masih harus memenuhi protokol Covid-19, maka pekerja-pekerja yang mereka rumahkan tidak full 100 persen mereka bisa pekerjakan kembali.
"Kemungkinan, untuk rata-rata industri, yang bisa mereka pekerjakan kembali tinggal 50%, artinya 50% sisanya ini, yang sudah terlanjur terdepak dari lapangan kerja ini, Mereka harus mendapatkan pekerjaan dari mana?" kata Enny.
Baca Juga: Ciptakan Lapangan Kerja, Menteri Basuki: Ada Proyek Padat Karya Rp11,6 Triliun
Sementara itu, salah satu pekerja Dimas Aji Pratama mengungkapkan bahwa telah kehilangan pekerjaannya di sebuah ritel akibat pandemi Covid-19.
Pria berusia 24 tahun asal Purwokerto, Jawa Tengah tersebut baru bekerja selama kurang lebih dua bulan ketika dipanggil staf personalia untuk diberi surat Pemutusan Hubungan Kerja.
"Saya baru masuk dunia kerja, awal masuk Februari, terus dapat PHK akhir April," kata Dimas.