JAKARTA - Organisasi Buruh Sedunia (International Labor Organization/ILO) meminta pemerintah di seluruh dunia untuk memberi perlindungan sosial dan bantuan ekonomi bagi para pekerja migran. Puluhan juta migran kembali ke negara mereka sebagai pengangguran dan hidup dalam kemiskinan akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: TKA China Masuk RI, Menaker: Keahliannya Dibutuhkan Perusahaan Konawe
Dalam laporannya, ILO mengatakan ketika larangan penutupan atau lockdown dicabut, para pekerja migran itu dipulangkan ke negara-negara berkembang atau tetap tinggal di negara-negara tuan rumah dengan sarana terbatas, sementara keluarga mereka menderita secara finansial karena tidak ada lagi yang mengirim uang.
Menurut ILO, terdapat sekitar 164 juta pekerja migran di seluruh dunia, hampir setengahnya adalah perempuan, yang merupakan 4,7% dari angkatan kerja dunia. Banyak dari mereka dipekerjakan di sektor-sektor yang dianggap penting seperti perawatan kesehatan, transportasi dan pertanian.
Baca juga: Tanda Nyata Kontrak Kerjamu Tidak Diperpanjang
"Ini akan berpotensi menjadi krisis yang berkepanjangan," kata Direktur Kondisi Kerja dan Kesetaraan ILO Manuela Tomei dilansir VOA, Kamis (25/6/2020).
Michelle Leighton, Kepala Cabang Migrasi tenaga kerja di ILO, mengatakan hampir satu juta pekerja migran telah kembali ke Asia Selatan saja. Ethiopia memperkirakan 200.000-500.000 warga migran akan kembali akhir tahun ini.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)