JAKARTA - Jahe menjadi komoditas yang banyak dicari saat ini. Salah satu rempah Indonesia ini dianggap memiliki manfaat dan khasiat luar biasa untuk kesehatan terutama meningkatkan imunitas tubuh untuk menghadapi serangan virus corona atau Covid-19.
Karena manfaat tersebut, harga jahe pun sempat meroket tajam karena tingginya permintaan yang tidak diimbangi dengan pasokan yang memadai. Harga jahe menyentuh harga Rp75.000 per kilogram (Kg) dari harga Rp15.000 per kg.
Baca Juga: Setelah Jamur Enoki dan Benih Sawi Putih Berbakteri, RI Perketat Pengawasan
Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) pun membagikan cara supaya masyarakat bisa menanam jahe di rumah. Di antaranya memilih bibit supaya hasil panennya nanti menjanjikan jahe yang berkualitas.
"Nah SobaTani, dalam kondisi seperti ini sebaiknya kita menanam komoditas seperti ini. Engga usah bingung bagaimana caranya, MinTani punya tips jitu nih bagaimana caranya memilih dan membuat bibit jahe sendiri agar hasilnya menjanjikan saat panen nanti. Disimak baik-baik ya tipsnya SobaTani!" tulis Instagram @kementerianpertanian, Jakarta, Jumat (17/7/2020).
Baca Juga: Mengandung Bakteri, 1,5 Ton Benih Sawi Putih Asal Korsel Dimusnahkan
Tips pertama, pastikan untuk memilih bibit dari varietas yang akan dibudidayakan. Kemudian atau yang kedua, pastikan bibit berasal dari tanaman jahe yang sehat dan tua dengan kisaran usia 10-12 bulan.
Ketiga, bibit jahe yang akan digunakan berasal dari rumpun yang pertumbuhannya normal, kekar serta bebas dari gangguan hama dan penyakit. Agar jahe bisa berkembang dengan baik dan sehat.
Yang terakhir, rimpang jahe yang sehat memiliki ciri-ciri seperti rimpang mulus, tidak ada bagian yang busuk, berwarna mengkilat dan tentunya harus bebas dari penyakit.
Jahe merupakan tanaman berbatang yang memiliki nama ilmiah Zingiber Officinale. Tanaman jahe diperbanyak secara vegetatif menggunakan rimpang melalui tunas-tunasnya.