Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ketidakpastian Ekonomi Bikin Jokowi Perlebar Defisit RAPBN 2021 Jadi 5,2%

Dita Angga R , Jurnalis-Selasa, 28 Juli 2020 |12:27 WIB
   Ketidakpastian Ekonomi Bikin Jokowi Perlebar Defisit RAPBN 2021 Jadi 5,2%
Jokowi (Foto: Setkab)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk memperlebar defisit APBN tahun 2021 menjadi 5,2%. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, keputusan untuk memperlebar defisit dikarenakan masih tingginya ketidakpastian pertumbuhan ekonomi tahun depan.

“Dari range yang disampaikan dalam DPR, antara 4,5% hingga 5,5% pertumbuhan ekonomi tahun depan, maka kita melihat bahwa postur APBN untuk 2021 yang sudah disepakati dalam pagu indikatif dengan DPR dengan defisit sebesar 4,15% dari PDB itu perlu untuk diperlebar mengingat ketidakpastian yang sangat tinggi,” katanya seusai rapat bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (28/7/2020).

Baca Juga: Jokowi Ungkap Ekonomi RI Bakal Pulih Tercepat Setelah China 

Sri Mulyani mengungkapkan ada beberapa kondisi ketidakpastian ekonomi tahun depan. Pertama, mengenai kecepatan dan kemungkinan penanganan covid di seluruh dunia,

“Pengendalian covid apakah benar-benar bisa terkendali menjadi mendatar atau menurun. Dan kemudian munculnya vaksin untuk covid ini, akan sangat menentukan langkah dan pola pemulihan tahun 2021,” ungkapnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Lebarkan Defisit RAPBN 2021 Jadi 5,2% 

Kedua adalah terkait dengan proyeksi pemulihan ekonomi tahun depan yang sangat tidak pasti karena adanya pandemi covid-19. Pasalnya meskipun beberapa lembaga memprediksi pemulihan ekonomi akan cepat tahun depan, tapi hal ini masih ada kemungkinan direvisi.

“Jadi meskipun saat ini beberapa lembaga internasional perkirakan pemulihan ekonomi akan cukup cepat untuk tahun depan. Dengan asumsi tahun ini menurunnya sangat tajam, namun kita melihat bahwa lembaga-lembaga tersebut terus menerus melakukan revisi pemulihan ekonomi 2020-2021. Sehingga pemulihan ekonomi dunia juga diperkirakan masih tidak pasti. Bisa strong rebound, bisa sifatnya moderate,” paparnya.

 Jokowi

Ketiga terkait pemulihan ekonomi Indonesia yang juga akan sangat bergantung pada penanganan covid. Terutama pada semester II, yaitu kuartal III dan IV ini.

“Kalau penanganannya efektif, dan berjalan seiring dengan pembukaan aktivitas ekonomi, maka kondisi ekonomi bisa recovery pada kuartal III dengan positive growth 0,4% dan pada kuartal IV akan akselerasi ke 3% Kalau itu terjadi, maka PE kita secara seluruh tahun (2020) akan bisa tetap di zona positif,” paparnya.

Sri Mulyani mengatakan desain APBN tahun 2021 adalah soal bagaimana menghadapi ketidakpastian. “Dan kemungkinan pemulihan ekonomi yang masih sangat dipengaruhi oleh kecepatan penanganan covid,” pungkasnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement