JAKARTA - Orang tua mendambakan pendidikan berkualitas bagi anaknya, mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi. Namun demikian, tidak semua orang tua mampu memenuhi pendidikan tinggi untuk anaknya.
Untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tentunya juga dibutuhkan dana yang tidak sedikit, belum lagi adanya inflasi pendidikan di Indonesia yang bisa naik setiap tahunnya. Untuk mensiasati hal tersebut, perlu memulai tabungan untuk pendidikan anak sedini mungkin, salah satunya bisa dengan investasi.
Baca Juga: Milenial Jangan Hanya Menghamburkan Uang, Investasi Dong!
Seperti dikutip dari buku "Kiat Cerdas Mencapai Kebebasan Finansial" oleh Ega Almira Shae, Jakarta, Rabu (29/7/2020), memilih investasi mampu memberikan imbal hasil lebih dari angka inflasi. Beberapa instrumen pilihan yang dapat digunakan untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak adalah sebagai berikut.
1. Investasi Emas
Investasi yang cukup populer di Indonesia ini seringkali dijadikan sebagai investasi jangka panjang. Selain investasi properti, bisa dibilang investasi emas sudah dilakukan oleh orang tua sejak jaman dahulu, sebelum munculnya instrumen investasi lainnya.
Dalam jangka panjang, harga emas dianggap terus berangsur naik. Harga kenaikan emas diketahui memiliki rentang 10%-22% per tahun.
Baca Juga: Harga Tembus Rp1 Juta/Gram, Investasi Emas Ternyata Digemari Milenial
2. Reksadana
Terdapat berbagai produk reksadana yang bisa dicoba, tentunya disesuaikan oleh tujuan finansial. Ada reksadana yang bisa dijadikan sebagai aset jangka panjang, ada juga yang bisa dijadikan aset jangka pendek, yaitu mulai dari 1-6 tahun.
Untuk return yang dihasilkan dari reksadana pun beragam, tergantung dari performa reksadana yang dipilih. Salah satunya, ada reksadana tetap mampu memberikan imbal hasil 7,95% per tahun.
Salah satu tips yang bisa dicoba dari investasi reksadana adalah, dapat memutar uang terus menerus untuk diinvestasikan di reksadana sembari didiversifikasikan ke berbagai instrumen investasi lainnya.
3. Saham
Jika menginginkan return tinggi, berinvestasi di sektor saham bisa membantu kamu untuk mewujudkannya. Namun satu hal perlu diingat, yaitu meskipun investasi ini bisa memberikan keuntungan yang tinggi, namun juga memberikan risiko yang cukup tinggi dibandingkan instrumen investasi lainnya.
4. Peer-to-Peer Lending (P2P)
Investasi satu ini cenderung bersifat jangka pendek, mulai dari 1-24 bulan. Terdapat tips yang bisa dicoba untuk memaksimalkan keuntungan di instrumen P2P Lending, yaitu dengan terus menerus menginvestasikan pengembalian yang didapat untuk diinvestasikan kembali. Atau yang dikenal dengan efek compounding.
Bisa dibilang, investasi peer-to-peer lending memang masih terbilang baru, karena kehadiran industri fintech yang semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu.
Namun, tak dipungkiri bahwa instrumen ini juga berpotensi memberikan keuntungan yang maksimal dan memudahkan untuk bisa berinvestasi di masa dan kapan saja.
(Feby Novalius)