Untuk IKNB, tambahnya, yang tumbuh cukup pesat adalah pegadaian dan fintech. Ihsanuddin juga mengatakan, ditengah kondisi ekonomi yang saat ini mengalami kontraksi memang agak sulit untuk memasarkan asuransi.
“Selama ekonomi belum membaik, atau income masyarakat belum pulih, dan industri asuransi belum sehat, tidak mudah memasarkan asuransi. Apalagi dengan model bukan face to face,” ujarnya dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (30/7/2020).
Kendati demikian, Ihsan berpendapat bahwa persentase densitas dan penetrasi asuransi yang kecil ini bukanlah hal yang mengerikan.
Hal ini justru bisa menjadi peluang bagi insurtech untuk mendukung asuransi menjangkau masyarakat lebih mendalam, terlebih dengan jumlah penggunaan handphone dan internet aktif yang mencapai 338 juta.
(Dani Jumadil Akhir)