Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pertumbuhan Ekonomi Diramal Minus 4,72%, Ini Pemicunya

Rina Anggraeni , Jurnalis-Rabu, 05 Agustus 2020 |10:29 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Diramal Minus 4,72%, Ini Pemicunya
Grafik Ekonomi (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun 2020 diperkirakan negatif kisaran minus 4,72% (year on year/yoy) dari kuartal sebelumnya tercatat 2,97% yoy.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan data yang mengindikasikan konsumsi rumah tangga menunjukkan penurunan yang signifikan sepanjang kuartal II tahun 2020 di mana laju pertumbuhan penjualan ritel pada periode April-Juni 2020 tercatat terkontraksi -14,4% yoy dibandingkan laju penjualan ritel pada kuartal II 201o yang tercatat -1,8%yoy.

Baca Juga: Tugas Khusus Satgas dari Jokowi, Ekonomi Kuartal III Jangan Sampai Negatif!

"Sementara, indeks kepercayaan konsumen pada periode kuartal II 2020 juga menunjukkan tren yang menurun cukup signifikan sekitar -33,7% yoy pada akhir Juni 2020," katanya, Rabu (5/8/2020).

Selain itu, laju pertumbuhan nilai tukar petani pada kuartal 2020 tercatat 0,15% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 1,7% yoy. Pertumbuhan penjualan mobil mengalami kontraksi -70,4%yoy dari kuartal II tahun 2019 yang tercatat -10,7% yoy.

 

"Selain penjualan mobil yang mengalami pertumbuhan negatif, penjualan motor juga mengalami kontraksi -79,7% yoy dari kuartal II tahun 2019 yang tercatat -0,01% yoy," katanya.

Selain itu, impor barang konsumsi sepanjang kuartal II tahun 2020 tercatat tumbuh -11,9%yoy dari periode yang sama tahun 2019 yang tercatat -4,7% yoy. Serta , pertumbuhan investasi pada kuartal 202p diperkirakan mengalami kontraksi di kisaran -5,34% yoy dari kuartal II tahun 2019 yang tercatat 4,55%, di mana investasi bangunan dan non-bangunan cenderung melambat.

"Sementara itu, dari sisi produksi,secara umum mengalami perlambatan," tandasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement