Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Takut Dipecat, Karyawan L'Oreal Terpaksa Kembali Kerja dari Kantor

Giri Hartomo , Jurnalis-Kamis, 06 Agustus 2020 |14:59 WIB
Takut Dipecat, Karyawan L'Oreal Terpaksa Kembali Kerja dari Kantor
Karyawan L'Oreal Kembali Kerja dari Kantor. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - L'Oreal di New York kembali mewajibkan karyawan untuk bekerja dari kantor, setelah berbulan-bulan kerja dari rumah (Work From Home/WFH). Hal tersebut sudah diketahui para karyawan sejak bulan lalu.

Kepala Sumber Daya Manusia Perusahaan Kosmetik Stephane Charbonnier melalui emailnya mengatakan, perusahaan berencana meningkatkan maksimal 25% karyawan di kantor saat ini menjadi 50%. Kecuali jika karyawan telah menyetujui waktu istirahat atau alasan yang disetujui oleh perusahaan.

"Anda akan diharapkan berada di lokasi jika Anda ditugaskan oleh manager Anda untuk berada di lokasi," mengutip dari CNN, Kamis (6/8/2020).

Baca Juga: Deretan Perusahaan Banting Setir Jadi WFH Permanen, Google hingga Sony

Kantor L'Oreal di tempat lain juga menerapkan rencana serupa. Namun semuanya harus tetap menerapkan protokol keselamatan seperti kewajiban untuk menjalankan pemeriksaan suhu tubuh dan menggunakan penutup wajah (face shield).

Namun persyaratan untuk kembali ke kantor tidak dilakukan dengan baik oleh banyak karyawan L'Oreal AS. CNN berbicara dengan 18 pekerja merek kecantikan asal Perancis tersebut. Hasilnya, mereka merasa prihatin tentang risiko kesehatan ketika bekerja ke kantor selama pandemi sementara mereka merasa pekerjaan mereka dapat dilakukan dari rumah.

Para karyawan pun mempertanyakan manfaat berada di dalam gedung. Karena rapat yang ada saat ini pun masih bersifat virtual.

Baca Juga: Perkantoran Jadi Klaster Baru, Begini 5 Tata Cara Rapat di Tengah Corona

Sementara perusahaan mengatakan ingin karyawannya tetap kerja di kantor sehingga mereka dapat berkolaborasi, dalam satu kasus. Namun, salah seorang karyawan mengaku selama bekerja tidak memiliki interaksi dengan anggota timnya, yang tidak dijadwalkan berada di kantor.

Karyawan L'Oreal yang berbicara dengan CNN meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut kehilangan pekerjaan. Perusahaan mengatakan tersebut akan mempekerjakan lebih dari 12.000 orang di 13 negara bagian.

Para karyawan mengatakan mereka merasa L'Oreal tidak simpatik ketika mereka menyampaikan kekhawatiran tentang situasi individu dengan manajer dan khawatir perusahaan akan membalas jika mereka tidak muncul.

Lima karyawan mengatakan bahwa mereka diberitahu oleh manajer atau sumber daya manusia bahwa mereka akan ditempatkan pada daftar tidak patuh jika mereka memilih untuk tidak kembali.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement