JAKARTA - Ekonomi Inggris mengalami kemerosotan terbesar dalam periode April hingga Juni akibat penerapan aturan karantina wilayah untuk menekan penyebaran virus corona, keadaan yang menyebabkan negara itu resmi mengalami resesi.
Perekonomian Inggris menyusut 20,4% dibandingkan dengan tiga bulan pertama tahun ini
Baca Juga:Â Menko Airlangga Prediksi Ekonomi RI Minus 1% di Kuartal III, Jadi Resesi Nih?Â
Pengeluaran rumah tangga anjlok karena toko-toko diperintahkan untuk tutup, sementara produksi pabrik dan konstruksi juga turun.
Kondisi ini mendorong Inggris masuk dalam kondisi resesi pertamanya secara teknis yang didefinisikan sebagai penurunan ekonomi dua kuartal berturut-turut sejak 2009.
Baca Juga:Â Jokowi Bakal Habiskan Duit Rp2.700 Triliun, RI Selamat dari Resesi?Â
Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mengatakan ekonomi bangkit kembali pada bulan Juni karena aturan pembatasan pergerakan yang diterapkan pemerintah mulai berkurang. Demikian seperti dikutip BBC Indonesia, Jakarta, Rabu (12/8/2020).
Sektor perhotelan adalah yang paling terpukul
Jonathan Athow, deputi ahli statistik nasional untuk statistik ekonomi, mengatakan: "Ekonomi mulai bangkit kembali pada bulan Juni dengan pembukaan kembali toko, pabrik mulai meningkatkan produksi, dan proses pembangunan perumahan rumah terus pulih.
"Meskipun begitu, produk domestik bruto (PDB) pada bulan Juni masih satu per enam di bawah levelnya di bulan Februari, sebelum wabah virus corona menyerang."