Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ambyar Asumsi Makro 2020 Meleset Semua, Sri Mulyani: Ini Cukup Berat

Rina Anggraeni , Jurnalis-Selasa, 25 Agustus 2020 |13:08 WIB
<i>Ambyar</i> Asumsi Makro 2020 Meleset Semua, Sri Mulyani: Ini Cukup Berat
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Kementerian Keuangan)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat asumsi makro pada bulan Juli meleset dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020. Hal ini dikarenakan ekonomi tertekan imbas pandemi virus Corona atau Covid-19.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan untuk pertumbuhan ekonomi selama semester-I 2020 tercatat minus 1,26%. Angka ini merupakan akumulasi dari ekonomi kuartal I-2020 yang tumbuh 2,97% dan di kuartal II-2020 kontraksi 5,32%.

 Baca juga: Sri Mulyani Prediksi Ekonomi RI Kuartal III Minus 2%, Resesi Bu?

Kemudian untuk inflasi secara tahunan atau year on year (yoy) tercatat 1,54% dan hingga year to date (ytd) atau hingga Juli 2020 tercatat 0,98%. Angka ini lebih rendah dari yang dipatok dalam APBN yakni 3,1%.

"Semuanya lebih rendah dari APBN awal dan inflasi lebih rendah dari APBN awal, diakui bahwa ini adalah suatu yang cukup berat," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa secara virtual, Selasa (25/8/2020).

 Baca juga: Pemerintah Jor-joran Habiskan Anggaran Belanja demi Terhindar dari Resesi

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga Juli juga tercatat di level Rp 14.608, angka ini lebih tinggi dari yang dipatok dalam APBN di level Rp 14.400. Suku bunga SBN juga tercatat lebih tinggi dari APBN, yakni 3,29% hingga Juli 2020.

Sedangkan untuk harga minyak mentah Indonesia hingga Juli 220 USD 39,98 barel per day (bpd), lebih rendah dari target APBN yang mencapai USD 63 bpd. Lifting minyak juga tercatat sekitar 714 ribu bph dan lifting gas sekitar 987 ribu barel setara minyak per hari. Keduanya juga meleset dari target APBN.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement