Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Belanja Negara Capai Rp1.252 Triliun, Terbanyak untuk Pos Ini

Rina Anggraeni , Jurnalis-Selasa, 25 Agustus 2020 |16:17 WIB
Belanja Negara Capai Rp1.252 Triliun, Terbanyak untuk Pos Ini
Uang Rupiah (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi belanja negara hingga akhir Juli 2020 mencapai Rp1.252,4 triliun atau 45,7% dari dari pagu Perpres 72/2020.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan total belanja negara, tumbuh tipis 1,3% dibandingkan tahun lalu pada bulan Juli tahun lalu sebesar 7,9% .

“Belanja Kementerian/Lembaga (K/L) adalah Rp 419,6 triliun atau 50,2% dari total belanja K/L yang ada di dalam Perpres, pertumbuhannya flat 0% dibandingkan tahun lalu," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (25/8/2020).

Baca Juga: Defisit APBN Kian Melebar Capai Rp330,2 Triliun

Dia melanjutkan belanja non K/L yaitu sebesar Rp 374 triliun atau 32,8%, angka ini naik cukup besar yaitu 9,5 karena banyak program-program PEN memang dimasukkan dalam pos belanja non K/L.

Adapun, belanja pemerintah pusat yaitu Rp 793,6 triliun atau 40% dari total belanja di dalam Perpres 72/2020 hanya tumbuh 4,2 persen dibandingkan belanja tahun lalu pada bulan Juli di mana tumbuh 9,2% .

"Ini yang menyebabkan belanja non K/L kita nanti akan mengalami kenaikan. Kalau dilihat, posnya Rp 1.138,9 triliun itu naik luar biasa dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 778, 9 triliun,” jelas Menkeu.

Sementara itu, Posisi APBN hingga akhir Juli 2020 untuk keseimbangan primer mengalami negatif Rp147,4 triliun. Kenaikan yang sangat besar dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp25,3 triliun.

Baca Juga: 1,5 Bulan Jadi Penentu Ekonomi RI Kuartal III, Apakah Resesi?

Realisasi pembiayaan anggaran sebesar Rp 503 triliun, naik sangat tinggi dibandingkan tahun lalu sebesar 115,3 persen. Hal ini disebabkan untuk mendanai defisit yang realisasinya sudah mencapai Rp 330,2 triliun atau 31,8% kenaikan defisit terhadap Perpres 72 hingga 79,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Ini menggambarkan bahwa APBN kita, penerimaan mengalami tekanan, belanja naik akibat Covid. Oleh karena itu, dampaknya terhadap defisit APBN akan sangat besar. Dalam Perpres, sampai akhir tahun diestimasi sebesar 6,34% dari GDP. Sampai dengan akhir Juli defisit adalah 2% dan GDP,” tandasnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement