JAKARTA - Public Affairs Coca Cola Triyono Prijosoesilo menilai bisnis di e-commerce terlihat sangat menjanjikan untuk memberi pemasukan kepada perusahaan. Pasalnya, pandemi Covid-19 membuat seluruh perusahaan harus bertransformasi digital lebih cepat.
"E-commerce tidak bisa lepas dari komponen ekonomi. Kami punya sedikit pengalaman terkait pengelolaan bisnis retail. Kami lihat gabungan ini bisa menjadi faktor sukses," kata Triyono dalam diskusi virtual, Selasa (8/9/2020).
Baca Juga: Saatnya Bangun, Jumlah Pengusaha Indonesia Tertinggal Jauh dari Negara Tetangga
Dia mengaku, akan memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM-UMKM yang selama ini menjadi mitranya agar melek digital. Sehingga, bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk berbisnis.
"Kalau dari sisi dukungan terhadap program fokusnya ke pelatihan. Karena akses pasar jadi hal yang sangat penting. Baru modal itu menjadi dukungan berikutnya. Akses pasar kita lihat ada oppoortunitynya di e-commerce," katanya.
Baca Juga: Tak Semua UMKM Bisa Masuk Pasar Digital
Sementara itu, VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak mengatakan, pihaknya mencatat ada penambahan sebanyak 1,8 penjual UMKM baru selama pandemi ini berlangsung. Kini, total penjual yang ada di lapaknya terhitung mencapai 9 juta akun.
"Jadi di Tokopedia sudah hampoir 9 juta penjual hampir. Ada 1,8 juta ada kenaikan sejak pandemi," kata Nuraini.
Dia menjelaskan akibat pandemi ini barang- barang yang laku di pasar daring ialah makanan, minuman dan berbagai macam alat kebutuhan rumah tangga. Sehingga, diharapkan kepada penjual online anyar agar menyediakan produk-produk tersebut.
"Kategori makanan dan minuman naik signifikan. Kalau misalnya ada yang ingin berusaha itu kategori yang dicoba. Kategori rumah tangga juga naik signifikan. Jadi banyak pembelian kategori rumah tangga untuk mendekor rumahnya. Peningkatanya sampai lima kali lipat. Orang selama di rumah jadi lebih kreatif ingin mendekor rumahnya," ujarnya.
(Feby Novalius)