MAGETAN - Manfaatkan masa pandemi, petani jahe merah di Magetan meraup keuntungan tinggi. Omzet ratusan juta rupiah mampu tercapai karena hasil panen yang banyak dicari dan langsung dibeli sejumlah perusahaan jamu untuk produksi obat-obatan.
Sejumlah petani di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mulai membudidaya tanaman jahe merah di lahan pekarangannya, seperti yang dilakukan Aris Wahyudianto yang juga warga Desa Cepoko, Kecamatan Panekan.
Baca Juga: Bermula dari Hobi, Novia Sukses Bisnis Sugar Glider
Saat ini, Aris memilih menanam 2.000 tanaman jahe merah organik dengan media karung bekas di lahan samping rumahnya.
Agar tumbuh sehat, tanaman tersebut selalu disiram tiga hari sekali dan diberi pupuk organik, lalu disemprot daunnya dengan menggunakan campuran air kencing kambing dan air kelapa.
"Sudah satu tahun budidaya jahe merah organik," kata dia Rabu (14/10/2020).
Baca Juga: Bisnis Apa yang Laris saat Resesi?
Dia sengaja menanam jahe merah di media karung bekas agar nutrisinya tidak keluar dan tanamannya tumbuh subur.
Selain itu, sejak adanya pandemi, pemesanan akan jahe pun terus meningkat, bahkan hampir tidak bisa tercukupi.
Untuk setiap satu pohon jahe merah, mampu menghasilkan 3-5 kilogram jahe merah atau mampu menghasilkan 6-10 ton jahe pada sekali panen yang mencapai usia 10 bulan hingga 1 tahun, dengan omzet yang mencapai ratusan juta rupiah.
Sementara untuk harga jualnya, per kilogram jahe dijual ke pabrik jamu untuk diproduksi menjadi obat-obatan herbal dengan harga antara Rp40.000 hingga Rp60.000.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)