JAKARTA - Program kartu pra kerja kini sudah membukan 10 gelombang pendaftaran. Bahkan beberapa peserta sudah merasakan manfaat dari pelatihan dan juga pencairan insentifnya.
Program kartu pra kerja sendiri saat ini bersandang sebagai program semi bantuan sosial (bansos). Hal tersebut menyusul adanya pandemi virus corona (covodi-19) yang membuat pemerintah akhirnya mengganti status program ini.
Ada beberapa fakta menarik tentang program kartu pra kerja. Berikut adalah fakta-fakta tentang program kartu pra kerja yang dirangkum okezone, Minggu (18/10/2020):
Baca Juga: Status 310.000 Penerima Kartu Prakerja Dicabut, Apa Alasannya?
1. Platfom Digital Penyalur Insentif Bertambah Jadi 5
Pemerintah menambah kembali platform untuk penyalur insentif kepada peserta kartu pra kerja. Kali ini ada tambahan satu e-wallet yakni Dana yang bisa menyalurkan insentif kepada para peserta kartu pra kerja.
Semula memang hanya ada 4 platform digital saja yang digunakan sebagai penyalur insentif. Namun dengan adanya tambahan ini, maka ada 5 platfom digital yang digunakan untuk menyalurkan insentif.
Kelima platfom tersebut yakni, BNI, OVO, LinkAja, dan Gopay dan DANA. Nantinya 5 Platfom in yang akan menyalurkan insentif kepada peserta.
Baca Juga: Kartu PraKerja Gelombang 9 Dibuka, 5 Juta Orang Daftar Hari Ini
2. Sekitar 96% Insentif Digunakan Beli Bahan Pokok
Berdasarkan data dari 5 Agustus hingga 26 September ada sekitar 1,2 juta penerima insentif program kartu pra kerja. Dari jumlah tersebut, sebagian besar insentif digunakan untuk membeli kebutuhan pokok.
Dari data dari hasil survey 96% peserta kartu pra kerja menggunakan insentif untuk membeli bahan pangan. Kemudian 75% memilih menggunakan insentif untuk membayar listrik.
Selain itu, 67% memilih menggunakan insentif untuk membeli bensin atau solar. Kemudian 65% diantaranya menggunakan insentif untuk membeli pulsa atau paket internet.
Lalu ada juga yang menggunakan insentif untuk transportasi yakni sebesar 57%. Selain itu, ada juga yang menggunakan sebagai modal usaha untuk modal usaha baru.
3. Ada 73% Peserta Kartu Pra Kerja Belum Pernah Ikut Pelatihan
Berdasarkan data survei, ada sekitar 73% peserta yang belum mendapatkan pelatihan ataupun kursus sebelumnya. Sehingga, para peserta tersebut merasa antusias untuk mengikuti pelatihan.
Kemudian lanjut Denni, rata-rata ada 2 jumlah pelatihan yang diambil oleh para peserta kartu pra kerja. Bahkan, ada salah satu peserta yang mengambil hingga 18 pelatihan.
Kemudian berdasarkan data juga rata-rata rating pelatihan adalah 4,8 hingga 5. Selanjutnya, rata-rata harga pelatihan yang dibeli peserta adalah Rp259.798
Para peserta kartu pra kerja ini akan memanfaatkan sertifikat untuk melamar pekerjaan. Sebab, sebagian besar dari mereka belum pernah mendapatkan pelatihan untuk bekerja.