JAKARTA - Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menjelaskan alasan mengapa Kartu Prakerja memberikan bantuan dana pelatihan dan marketplace.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran di Indonesia didominasi oleh anak muda dan relatif berpendidikan. Bahkan, pertumbuhan angkatan kerja per tahun didominasi anak muda dan relatif berpendidikan.
Baca Juga: Dari 40 Juta Pendaftar Kartu Prakerja, Hanya 5,6 Juta Orang Dapat SK
"Mayoritas penganggur, sebanyak 73%, belum pernah bekerja dan belum pernah ikut pelatihan. Ditambah jumlah anak muda dengan status Not In Education, Employment, Training (NEET) sebanyak 30%," ujar Denni dalam diskusi virtual di Jakarta, Selasa(3/11/2020).
Riset dan penelitian yang dilakukan oleh berbagai lembaga menunjukkan bahwa baik pekerja maupun pengusaha membelanjakan uang terlalu sedikit untuk pelatihan. Selain itu, di jobplace, terdapat skill mismatch, skill gap, dan skill shortage.
"Maka dari itu, Kartu Prakerja hadir untuk menjawab problem-problem tersebut. Karena ada masalah kemampuan membeli pelatihan atau daya beli, maka diberikanlah beasiswa dalam bentuk bantuan tunai," tambah Denni.
Namun, sekadar beasiswa saja tidaklah cukup. Masih ada masalah informasi pelatihan yang sulit didapat, maka disediakan e-marketplace melalui Kartu Prakerja.
"Untuk masalah skill shortage/gap/shortage, dijawab dengan kerjasama antara Kemdikbud, job info, dan job matching," ucapnya.
Baca Juga: 50 Tahun Berkarya, Indomie Konsisten Hidupkan Inspirasi Indomie untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News