JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) mencatat ada persepsi masyarakat bila sektor pariwisata saat ini masih menjadi kegiatan yang penuh dengan ketidakpastian dan mahal. Asumsi itu didasari atas kecemasan terhadap penyebaran Covid-19 dan kecemasan finansial yang masih dirasakan masyarakat.
Kepala Bidang Industri Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Ansori menyebut, kecemasan itu dibentuk dari angka penurunan kunjungan wisatawan baik mancanegara dan nasional. Temuan ini diperoleh dari hasil koordinasi pihaknya dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif.
Baca Juga: Angela Tanoesoedibjo Ajak Pelaku Usaha Pariwisata Tetap Optimistis
"Ada kecemasan wisatawan di masa pandemi, khususnya di wilayah Jatim, bahwa hal utama yang dicemaskan oleh masyarakat adalah kecemasan terkait angka penurunan Covid-19 dan kecemasan kedua adalah perihal financial mereka di masa pandemi saat ini," ujar Ansori dalam acara Indonesia Corporate Travel and Mice (ICTM), Malang, Jumat (13/11/2020).
Sektor pariwisata di kawasan Jatim mengalami penurunan pengunjung secara signifikan. Meski begitu, saat ini sejumlah daerah wisata di Jawa Timur mulai dibuka kembali usai pemerintah Pusat menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Pemda Jatim juga optimis bila sektor pariwisata kembali bergeliat usai sejumlah langkah stimulus yang sudah dan terus dilakukan pemerintah pusat dan daerah setempat.
"Kami menyampaikan hal ini bukan dalam rangka hal yang pesimis, melainkan menggambarkan kondisi realita yang saat ini kita hadapi saat ini," kata dia.
Perihal pengembangan wisata di Jatim, Pemda setempat telah memberikan panduan kebijakan yang tertuang di dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 tahun 2017 tentang rencana pariwisata Pemprov Jawa Timur. Dalam perda tersebut kegiatan Jasa Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) diatur dalam kerangka arah kebijakan yang menyangkut pengembangan MICE yang bersifat menyeluruh.