Menurutnya, nilai tambah aset negara tidak selalu berbentuk uang karena lokasi tersebut dapat dijadikan ruang publik sampai tempat berjualan sehingga terjadi pergerakan ekonomi serta bermanfaat secara sosial.
“Kadang-kadang setelah kita sudah selesai membangun gedung kita lupa bahwa aset itu masih bisa kita optimalkan,” ujar Sri Mulyani seperti dilansir Antara.
Dia menjelaskan sikap adaptif dari pengelola aset negara merupakan mengenai cara pandangnya dalam melihat terjadinya disrupsi seperti adanya peralihan sistem bekerja dari di kantor menjadi Work From Home (WFH).
“Saya harap para aset manajer melihat COVID-19 ini dari sisi pemikiran apa yang bisa kita ubah di dalam mengelola aset, termasuk office space,” tegas Sri Mulyani.
Sri Mulyani menuturkan seluruh upaya dalam mengoptimalkan nilai tambah dan fungsi aset negara akan membantu APBN dalam menghadapi dampak pandemi terhadap masyarakat dan dunia usaha.
“Dari produktivitas aset bisa diperoleh penerimaan negara bukan pajak dan ini akan memberikan bantuan yang luar biasa bagi keuangan negara,” kata Sri Mulyani.
(Dani Jumadil Akhir)