JAKARTA - Pemanasan global terus terakselerasi sejak 1960 dan diprakirakan dampaknya akan semakin intensif. Pemanasan global menimbulkan tantangan nyata seperti cuaca ekstrim, ancaman krisis air bersih, kebakaran hutan dan gangguan lingkungan lainnya.
Dampaknya mengancam seluruh level masyarakat tanpa terkecuali, dari individu dan rumah tangga hingga dunia usaha bahkan para pembuat kebijakan.
 Baca juga: Kemenkeu Jual Obligasi Langsung ke BI, Ini Caranya
Salah satu upaya otoritas untuk menjawab tantangan tersebut adalah melalui kerjasama dalam bentuk NGFS atau The Network of Central Banks and Supervisors for Greening the Financial System yang terdiri dari 69 bank sentral, termasuk Bank Indonesia.
Misi dari NGFS adalah untuk berkontribusi mendorong sustainable economy dan juga untuk memitigasi dampak dari environmental and climate risk terhadap sektor keuangan.
 Baca juga:4 Obligasi Rp2,41 Triliun Listing di BEI, Ini Daftarnya
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan sebagai otoritas moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran, BI juga telah Indonesia telah mengadopsi Sustainable and Responsible Investment (SRI) dalam pengelolaan devisa.
"Saat ini, Bank Indonesia juga telah memiliki Portofolio di sektor berkelanjutan (sustainable sectors) sebesar USD894 juta dan menggunakan sustainable SUKUK sebagai underlying SUKBI," katanya, Jakarta, Rabu (25/11/2020).
Selain itu, Bank Indonesia juga menggunakan instrumen berwawasan lingkungan green bond dan green SUKUK dalam operasi moneter.
Adapu di sisi kebijakan makroprudensial, Bank Indonesia telah memberikan insentif kepada pembiayaan bagi properti dan kendaraan yang bermotor berwawasan lingkungan, berupa pelonggaran kebijakan rasio loan-to-value atau financing-to-value kredit/pembiayaan properti, serta uang muka kredit/pembiayaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Sedangkan di sisi kebijakan sistem pembayaran, langkah Bank Indonesia mendorong percepatan ekonomi keuangan digital berkontribusi terhadap keberlangsungan lingkungan, salah satunya tercermin dari berkurangnya pemakaian kertas dalam transaksi dan operasional perbankan.
Follow Berita Okezone di Google News