JAKARTA - Ekonomi Indonesia bergantung pada suksesnya vaksin covid-19. Saat ini, pemerintah melalui PT Bio Farma (Persero) sedang berjuang menanggulangi pandemi Covid-19 melalui pengadaan vaksin. Pasalnya, vaksinasi dinilai sebagai salah satu solusi untuk mencegah penyebaran virus corona.
Namun, meski nanti program vaksinasi resmi dijalankan, pemerintah juga harus menekan angka kasus baru Covid-19. Sebab, hingga kini belum masih belum bisa dibuktikan bahwa tingkat penyebaran akan menurun ketika adanya vaksin.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Sudah Lewati Masa Krisis
Menanggapi hal itu, Direktur Riset CORE Piter Abdullah menilai keberadaan vaksin pun tak lantas langsung memulihkan perekonomian yang sedang resesi. Karena, kunci untuk ke luar dari zona krisis ini, pemerintah harus fokus menurunkan jumlah penyebaran virus corona.
"Pemulihan ekonomi memang baru akan berjalan ketika pandemi sudah mereda dan berakhir. Oleh karena Itu fokus pelaku pasar masih akan terpisah kepada penanggulangan pandemi," kata Piter kepada Okezone, Senin, (14/12/2020).
Baca Juga: Luhut: RI Ekonomi Terbesar di Asia Tenggara Juga Terdampak Covid-19
Menurut dia, memang tak dapat dipungkiri pemberitaan ihwal tahapan uji klinis vaksin Covid-19 cukup membuat dunia pasar modal di domestik dan global menjadi menguat.
"Sentimen pasar dari domestik juga tidak lepas dari pandemi. Kasus positif yang masih terus meningkat dan sudah adanya vaksin menjadi penggerak sentimen," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Hidayat Amir mengatakan, pemberian vaksin bisa mulai dilakukan pada akhir 2020, sehingga diharapkan, perekonomian Indonesia sudah bisa kembali pulih pada tahun depan.
“Kemenkes sudah persiapkan bahkan aspek teknis untuk lakukan vaksinasi di 2021, bahkan dimulai sejak akhir tahun. Kondisi 2020 masih seperti itu, 2021 kita harap akan ada perbaikan yang signifikan,” ujarnya dalam diskusi virtual, Sabtu (14/11/2020).
Untuk menangani pandemi COVID-19, otoritas fiskal juga telah menyiapkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp356,5 triliun pada 2021. Harapannya ekonomi bisa kembali normal dan kasus COVID-19 segera menyusut.
“Kita tidak ingin penanganan COVID-19 terkendala anggaran. Kita lihat faktor yang pengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah penanganan COVID-19 tidak hanya Indonesia, juga Eropa,” katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)