JAKARTA – Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 menjadi -2,2% dari sebelumnya -1,6%. Revisi ke bawah ini mencerminkan pemulihan ekonomi yang lebih lemah dari perkirakan untuk kuartal ketiga dan sebagian kuartal keempat, akibat pembatasan mobilitas dan sosial yang masih harus diterapkan dengan terus meningkatnya angka kasus Covid-19.
Baca Juga: Sri Mulyani: Masa Kritis Ekonomi Sudah Lewat
"Dengan semakin stabilnya pembukaan kembali perekonomian pada tahun 2021 diikuti dengan pembukaan kembali dan berkurangnya pembatasan sosial hingga tahun 2022, pertumbuhan akan bangkit ke angka 4,4% pada tahun 2021," tulis laporan Bank Dunia di Jakarta, Kamis (17/12/2020).
Lalu, konsumsi dan investasi yang meningkat akan semakin memperkuat pertumbuhan mencapai angka 4,8% pada tahun 2022 seiring meningkatnya kepercayaan konsumen, didukung ketersediaan vaksin yang efektif dan aman bagi sebagian besar penduduk.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Sudah Lewati Masa Krisis
Lanjutnya, dampak krisis masih terus terasa. Permintaan dalam negeri masih secara signifikan lebih lemah dibanding sebelum krisis (pada bulan September berada 2,8% di bawah tingkat tahun 2019).
"Angka pengangguran meningkat sebesar 1,8% poin menjadi 7,1% dan angka setengah penganggur meningkat sebesar 3,8% poin menjadi 10,2% pada kuartal ketiga, dibanding tahun sebelumnya," tandasnya.