JAKARTA - Harga emas terus menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), ditopang melemahnya dolar dan meningkatnya kekhawatiran tentang Covid-19 ketika investor menunggu hasil pemilihan putaran kedua Senat AS di negara bagian Georgia yang dapat memengaruhi prospek untuk lebih banyak stimulus fiskal.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi COMEX New York Exchange, naik lagi USD7,8 atau 0,4% menjadi ditutup pada USD1.954,40 per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (4/1/2021) emas berjangka melonjak USD51,5 atau 2,72% menjadi USD1.946,60.
Baca juga; Prediksi Pergerakan Harga Emas 2021, Bisakah Tembus Sejuta Lagi?
Harga emas berjangka juga naik tipis USD1,7 atau 0,09% menjadi USD1.895,10 pada Kamis (31/12/2020), setelah terangkat USD10,50 atau 0,56 persen menjadi USD1.893,40 pada Rabu (30/12/2020), dan naik USD2,5 atau 0,13% menjadi USD1.882,90 pada Selasa (29/12/2020).
"Dengan lebih banyak risiko yang terkait dengan virus, jangka pendek, kami melihat orang-orang memindahkan uang ke tempat berlindung yang aman," kata Presiden Pasar Dunia TIAA Bank, Chris Gaffney. Ia menambahkan pelemahan dolar telah menjadi salah satu pendukung utama untuk emas dalam beberapa hari pertama 2021.
Baca juga: Harga Emas Berjangka Rebound
Inggris melakukan penguncian nasional baru di tengah meningkatnya kasus COVID-19, sementara New York menemukan kasus pertama dari varian baru Virus Corona yang lebih menular.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, melayang mendekati posisi terendah April 2018, menjadikan emas sebagai taruhan yang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.