Ferry menilai, pada tahun depan hingga 2024 mendatang, masih ada beberapa proyek properti sektor perkantoran yang akan diselesaikan. Khususnya di tahun 2021-2022 mendatang, dipastikan bahwa gedung-gedung yang saat ini sudah hampir dalam tahap penyelesaian, juga akan segera dirampungkan. "Artinya memang sulit bagi mereka untuk tidak menyelesaikan sesuai schedule-nya," kata Ferry.
Dia mengaku, hal itu dikarenakan adanya sedikit penurunan pada tingkat kepercayaan para pengembang, mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
Sehingga, kemungkinan dari sisi supplydi tahun 2021-2022, sektor perkantoran di Jakarta tidak akan ada perubahan. Namun, untuk tahun 2023-2024 kondisi suplai sektor perkantoran di Ibu Kota diperkirakan masih sangat mungkin bisa berubah.
"Karena kita enggak tahu kalau ternyata di 2022 kondisi pandemi sudah baik lagi, sehingga gedung-gedung yang tadinya direncanakan rampung di 2023-2024 bisa dikebut di tahun 2022 tersebut," katanya.
Sejak kuartal I-2020, pasokan sektor perkantoran di CBD tercatat ada empat gedung yang beroperasi secara bersamaan. Bahkan, telah menambah stok baru pasokan di sektor perkantoran itu sebesar 212.247 meter persegi. Total pasokan kumulatif mencapai 6,87 juta meter persegi, atau tumbuh 3,2 persen secara year-on-year. Setelah itu, tidak ada lagi tambahan pasokan baru hingga penghujung tahun lalu.
Sementara untuk supply perkantoran di luar kawasan CBD, tercatat ada tiga gedung telah beroperasi dan membawa tambahan 85.000 meter persegi pasokan baru selama kuartal IV-2020. Sehingga, total pasokan kumulatif tercatat mencapai 3,58 juta meter persegi atau tumbuh 2,4 persen secara year-on-year.
(Fakhri Rezy)