JAKARTA - Saat ini dunia pasar modal tengah marak dengan istilah pompom saham, di mana beberapa saham direkomendasikan oleh individu atau kelompok tertentu.
Tujuannya, untuk mengajak orang lain membeli atau menjual suatu saham pada waktu tertentu. Hal ini cukup bermanfaat untuk menaikkan atau menurunkan harga dengan cepat.
Di dalam dunia olahraga, pompom jelas untuk memberi semangat tim jagoannya supaya terpacu menang. Namun pompom di dunia saham, baik melalui media sosial, WhatsApp (WA) grup atau lainnya digunakan oleh individu atau kelompok tertentu yang bisa saja memiliki agenda tersembunyi.
Suatu saham yang dipompom itu seolah-olah menjanjikan keuntungan. Biasanya, individu atau kelompok itu menggunakan publik figur agar investor saham, terutama ritel tergiur dengan kesuksesan si publik figur itu atau biasa dikenal dengan sebutan influencer.
Baca Juga: Heboh Endorsement Saham, BEI Tagih Penjelasan 13 Emiten
Baru-baru ini sejumlah influencer membicarakan soal investasi saham dengan merekomendasikan saham tertentu. Lewat akun sosial media, influencer itu, sebut saja Raffi Ahmad, Ari Lasso, pemuka agama yang sudah cukup lama mengggaungkan investasi saham, Yusuf Mansur hingga Kaesang Pangarep menyebut emiten saham sebagai pilihan investasi.
Rekomendasi saham atau bahkan pamer portofolio memang bukan hal baru, apalagi setelah munculnya berbagai platform media sosial. Namun, lain cerita kalau influencer yang merekomendasikan suatu saham tidak berdasarkan analisis teknikal maupun fundamental.
Perlu diingat bahwa tidak semuanya akan diuntungkan oleh hasil rekomendasi, baik itu dari influencer maupun analis suatu sekuritas sekalipun, mengingat ada banyak orang yang akan membeli atau menjual dengan harga yang berbeda.