Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pelantikan Joe Biden Momentum Percepatan Pengembangan EBT Indonesia

Taufik Fajar , Jurnalis-Rabu, 20 Januari 2021 |10:15 WIB
Pelantikan Joe Biden Momentum Percepatan Pengembangan EBT Indonesia
Joe Biden (Foto: AP)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS), terpilih Joe Biden akan dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat yang ke-46 pada tanggal 20 Januari 2021. Pelantikan Joe Biden membawa angin segar bagi perekonomian global karena kebijakannya dinilai akan lebih kondusif.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia ( HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang. Menurutnya dampak terhadap perekonomian Indonesia tentu sangat besar karena Amerika menjadi salah satu negara mitra strategis Indonesia di bidang perdagangan.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Jelang Pelantikan Biden

"Di masa resesi ini ekspor Indonesia ke Amerika periode Januari-September 2020 mencapai USD13,51 miliar atau 12,14% dari total ekspor dengan berbagai komoditas andalan. Seperti minyak kelapa sawit, hasil tekstil, hasil laut, kopi, hingga alas kaki," ujar dia di Jakarta, Rabu (20/1/2021).

Peluang ekspor ini, kata dia, diharapkan semakin meningkat dengan jenis komoditi yang lebih luas dengan kualitas produk yang mumpuni sehingga memiliki daya saing yang kuat terhadap komoditi dari negara lain.

 

"Terlebih didukung kebijakan Pemerintah Amerika yang telah memperpanjang fasilitas bebas tarif bea masuk untuk lebih 700 produk asal Indonesia ini menjadi peluang emas yang harus dimanfaatkan oleh para eksportir Indonesia," ungkap dia.

Kemudian, lanjut Sarman, yang menarik adalah selama musim kampanye, Presiden Joe Biden kerap menyampaikan program pengurangan penggunaan energi fosil dan mendorong penggunaan energi baru terbarukan atau ramah lingkungan.

"Artinya bahwa selama kepemimpinan Joe Biden penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi terdepan terlebih dalam susunan Kabinetnya akan mengangkat seorang utusan khusus Presiden AS untuk perubahan iklim, hal ini mengindikasikan bahwa pemakaian energi ramah lingkungan akan semakin ditingkatkan," jelasnya.

Kebijakan ini tentu menjadi momentum bagi Indonesia dalam mempercepat pengembangan energi ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah yang menetapkan target pemanfaatan EBT sebanyak 23% dalam bauran energi nasional di tahun 2025.

Data Kementerian ESDM menyebutkan total pembangkit listrik EBT di Indonesia baru di kisaran kapasitas 10.400 megawat,masih butuh tambahan sebesar 19.000 MW untuk memenuhi target bauran EBT tahun 2025.

"Kebijakan Presiden Joe Biden di bidang Energi ramah lingkungan, diharapkan menambah animo pengusaha AS untuk berinvestasi di sektor Energi Baru dan Terbarukan di Indonesia ,karena kita memiliki potensi yang sangat besar. Di bidang Energi Panas Bumi atau geothermal misalnya kita memiliki potensi sebesar 23,965,5 MW, kapasitas terpasang hingga Desember 2020 baru sebesar 2.130,7 MW dari 16 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi artinya masih besar peluangnya," tutur dia.

Dia juga menambahkan Indonesia merupakan Negara ke dua terbesar di Dunia yang memiliki sumber panas bumi setelah AS. Di samping geothermal juga terbuka berinvestasi di sektor energi tenaga surya, tenaga bio-massa, bio-energi dan air.

"Jadi untuk menarik investor AS tersebut pemerintah harus dapat membuat kebijakan yang menarik baik dari sisi perizinan, stimulus maupun tarif tenaga listrik pembangkit EBT yang memiliki nilai keekonomian yang menarik bagi calon investor. Dengan hubungan bilateral yang sangat terjalin baik selama ini, peluang menarik investor di bidang energi EBT diera Presiden Joe Biden terbuka lebar dan harus di manfaatkan maksimal," tandas dia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement