JAKARTA - Setelah satu dekade lebih pertumbuhan ekonomi rendah dan inflasi rendah. Hal ini membuat komoditas yang berkinerja buruk.
Direktur Investasma Hans Kwee mengatakan, pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid 19 kali ini berpotensi mendorong naiknya harga komoditas.
 Baca juga: Harga Batu Bara Kembali Naik Ditopang Pemulihan Ekonomi China
"Siklus terakhir supercycle harga komoditas didorong oleh kebangkitan ekonomi China dimulai pada tahun 1996 dan mencapai puncaknya pada tahun 2008. Sesudah itu grand supercycle komoditas berakhir di tahun 2012," kata Hans Kwee di Jakarta, Minggu (14/2/2021).
Kata dia, perlu ada upaya ekstra untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar bisa lebih baik. Hal berikutnya adalah inflasi juga relative rendah, dimana pada Januari 2021 BPS melaporkan terjadi inflasi sebesar 0,26% dan 1,55%.
 Baca juga: 4 Komoditas Impor Ini Akan Diperketat
"Data inflasi ini melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 0,45% mtm dan 1,68% YoY. Sedangkan di bulan Februari diperkirakaan inflasi di level 0,01% mtm dan 1,25% YoY," bebernya.
Nilai tukar mata uang rupiah saat ini relatif stabil ditengah peningkatan Yield Government bond AS akibat minat atas Aset berisiko meningkat.