JAKARTA - Harga minyak naik lebih dari 2% pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah jatuh ke level terendah dua minggu sehari sebelumnnya, didorong ekspektasi bahwa produsen OPEC+ mungkin memutuskan untuk tidak meningkatkan produksi ketika mereka bertemu minggu ini dan penurunan besar dalam persediaan bahan bakar AS.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei terangkat 1,37 dolar AS atau 2,2 persen, menjadi menetap di 64,07 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April bertambah 1,53 dolar AS atau 2,6 persen, menjadi ditutup di 61,28 dolar AS per barel.
Harga minyak melonjak setelah Reuters, mengutip tiga sumber, melaporkan bahwa kelompok OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pengurangan produksi dari Maret hingga April daripada meningkatkan produksi.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Beragam, Brent Tembus USD65,37/Barel
Grup tersebut sebelumnya secara luas diperkirakan akan memangkas pengurangan produksi pada Kamis.
Sementara itu stok bensin AS turun minggu lalu dengan rekor terbesar dan produksi penyulingan jatuh ke rekor terendah setelah pembekuan mendalam di Texas yang menutup produksi.
Persediaan bensin turun menjadi 243,5 juta barel, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan, sementara stok distilat mencatat penurunan terbesar sejak 2003 menjadi 143 juta barel.
"Itu adalah badai raksasa," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho, tentang cuaca beku di Texas. "Itu mematikan setiap kilang di sejumlah tempat penyulingan, pada dasarnya, itu penting dan itu membekukan produksi."