Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sempat Terkendala Pandemi, Proyek Smelter Nikel di Kolaka Beroperasi 2024

Giri Hartomo , Jurnalis-Senin, 08 Maret 2021 |17:17 WIB
Sempat Terkendala Pandemi, Proyek Smelter Nikel di Kolaka Beroperasi 2024
Smelter (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Pembangunan smelter feronikel di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara terus dikebut pengerjaannya. Mengingat,pembangunan pabrik bijih nikel yang masuk pada Proyek Strategis Nasional (PSN) ini ditargetkan bisa rampun pada 2024 mendatang.

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan selaku Ketua KPPIP (Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas) Wahyu Utomo mengatakan, Program pembangunan smelter merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Di mana proyek ini tercantum dalam lampiran Peraturan Presiden nomor 109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.

Baca Juga: Harum Energy Beli Saham Smelter Nikel Rp952 Miliar

Adapun program pembangunan smelter terdiri dari 22 proyek smelter yang tersebar di Indonesia. Salah satu dari 22 smelter yang termasuk dalam program pembangunan smelter adalah pabrik pengolahan komoditi bijih nikel di Kabupaten Kolaka, Sulawei Tenggara.

"Kami menerangkan bahwa proyek smelter nikel PT Ceria Nugraha Indotama di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari program pembangunan smelter sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN)," ujarnya dalam keterangannya, Senin (8/3/2021).

Baca Juga: Smelter China Bandel soal Harga, Menperin Turun Tangan

Sementara itu, Deputi Direktur PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) Djen Rizal mengaku optimis proyek ini bisa rampung sesuai target. Meskipun dalam pembangunannya sempat terkendala karena adanya pandemi covid-19.

"Pembangunan smelter tetap on progres dan kami optimis smelter bisa selesai sesuai target meskipun sempat terkendala oleh pandemi Covid-19," ucapnya.

Sebagai informasi, utuk mempercepat pengerjaan proyek tersebut pihaknya telah menggandeng sejumlah BUMN Indonesia, yakni PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT PP. Sementara untuk penyediaan sumber energi listriknya sebesar 350 Megawatt (MW) berasal dari PT PLN (Persero).

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement