Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

KPI Rampung, Erick Thohir Yakin Holding Ultra Mikro Bisa Tekan Cost of Fund

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Kamis, 18 Maret 2021 |14:50 WIB
KPI Rampung, Erick Thohir Yakin Holding Ultra Mikro Bisa Tekan <i>Cost of Fund</i>
Kementerian BUMN (Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mematangkan skema dan langkah teknis pembentukan Holding Ultra Mikro. Salah satu poin yang sudah disusun adalah Key Performance Indicators (KPI) bagi manajemen holding.

"Kami address mengenai efisiensi, dimana, kami sudah melakukan berbagai simulasi dan sudah ada KPI-nya," ujar Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko saat RDP bersama Komisi VI DPR, Kamis (18/3/2021).

Baca juga: Holding Ultra Mikro Incar 30 Juta Nasabah Baru

KPI Holding Ultra Mikro akan digunakan untuk menekan cost of fund atau biaya dana PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) selaku induk holding, serta kedua aggotanya yakni PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.

Tiko meyakini, dengan KPI tersebut, pihaknya mampu menekan cost of fund dengan cepat. Saat ini cost of fund BRI tercatat berada diangka 2,3 persen, Pegadaian 6-7 persen, dan PNM berkisar 9-10 persen.

 Baca juga: Holding Ultra Mikro, Dijamin Tak Ada PHK dan Gaji Dipotong

"Sementara kalau kita lihat pembiayaan di PNM dan Pegadaian masih bergantung pada pasar modal, dimana, biaya dana di Pegadaian sekitar 6-7 persen dan biaya dana di PNM berkisar 9-10 persen," tutur dia.

Dalam skemanya, pembiayaan sebagian besar akan didukung oleh kegiatan Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI. Langkah ini diyakini mampu menurunkan cost of fund PNM dan Pegadaian secara signifikan. Dengan demikian, diharapkan akan diteruskan kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan dengan bunga yang lebih rendah.

Efisiensi pada konteks jaringan pun sudah dibahas. Tiko menyebut, dalam ekspansi bisnis Pegadaian kedepannya, perserian tidak perlu lagi menyewa atau membangun unit baru, namun cukup menempel pada unit-unit BRI di daerah.

"Cukup membangun counter dan self deposit untuk menyimpan emas atau barang gadai lainnya sehingga biaya pembukaan kantor Pegadaian ke depan akan jauh lebih murah," kata dia.

Dari sisi Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) PNM, para Account Officer (AO) dengan jumlah 40.000 orang akan dilengkapi dengan device digital. Sistem ini dipercaya mengintegrasikan program Mekaar dengan cabang-cabang BRI di desa-desa.

"Bisa terkoneksi dengan BRI dalam konteks cabang desa BRI maupun agen BRI, sehingga nantinya, juga bisa menimbulkan efisiensi karena tidak harus rasio AO terhadap nasabah di Mekaar bisa kita kurangi dengan digitalisasi dan interkoneksi dengan cabang dan agen unit BRI," papar Tiko.

Sistem itu juga akan berkontribusi pada efisiensi pengeluaran tambahan atau biaya overhead. Saat ini biaya overhead PNM sangat tinggi dan diharapkan dalam 3 tahun ke depan bisa turun secara signifikan.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement