Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Impor Beras Ditolak DPR, Mendag: Tanggung Jawab Saya

Ferdi Rantung , Jurnalis-Jum'at, 19 Maret 2021 |17:57 WIB
Impor Beras Ditolak DPR, Mendag: Tanggung Jawab Saya
Impor Beras Ditolak DPR. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Komisi IV DPR  Komisimenolak keras rencana impor beras pemerintah. Sebab impor tersebut akan menghancur harga beras yang ada di tanah air.

Menanggapi hal itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengaku berterima kasih atas penolakan dari Komisi IV. Namun, dia memgatakan bahwa pihaknya hanya menjalankan tugas sebagai Menteri Perdagangan.

Baca Juga: Mendag: Impor Beras Tak Perlu

“Saya berterima kasih dengan Komisi IV kita, ini proses cek and Balance kita. Tugas saya tugas pemerintah itu memikirkan yang tidak terpikirkan. Tugas pemerintah itu memikirkan baik atau buruk. Kalau baik kita gak ada masalah,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (19/3/2021)

Dia menjelaskan bahwa tugasnya menganalisa apa yang akan terjadi. Jika berbuah baik maka pihaknya tidak ada melakukan gerakan impor.

Baca Juga: Ridwan Kamil Usul ke Pemerintah Pusat: Stok Beras Jabar Surplus, Impor Sebaiknya Ditunda

“Ketika yang terburuk terjadi tanggung jawab saya, tapi jika yang baik terjadi kita tidak melakukan gerkan ekstream seperti Impor. Seperti 2019 tidak Impor santai - santai kita,” terangnya

Dia menambhakan, Jika dirinya tidak diperbolehkan impor maka ini akan memberikan efek buruk terhadap pasar. Pihak dari internasional bisa melihat bahwa Indonesia tidak punya beras. Hal itu akan menyebabkan harga beras di dunia akan naik.

“Makanya saya teken MOU dengan negara-negara lain, supaya memastikan kita punya persediaan yang banyak. Dengan itu saya bisa menekan para spekulan jangan macem - macem, saya bisa guyurin pasar di Indonesia dengan stok yang tidak ada di dalam negeri. Ini adalah mekanisme pemerintah yang harus saya pertahankan,” tandasnya

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement