4. Neraca perdagangan surplus dengan beberapa negara, namun ada juga yang defisit
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, neraca perdagangan Indonesia terpantau surplus dengan beberapa negara, seperti Amerika Serikat (AS) yang surplus USD1,09 miliar, India surplus USD563,2 juta dan Filipina surplus USD504,3 juta.
Namun, neraca perdagangan dengan beberapa negara terpantau defisit, seperti neraca dagang dengan China yang defisit USD1,09 miliar, Australia defisit USD243,6 juta, dan dengan Korea Selatan defisit USD192,3 juta.
5. Neraca perdagangan Indonesia telah berturut-turut mengalami surplus sejak Mei 2020
Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono mengatakan, neraca perdagangan Indonesia telah berturut-turut mengalami surplus sejak Mei 2020. Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
6. Surplus di bulan Februari 2021 dipengaruhi sektor nonmigas
Menurut Erwin Haryono, surplus neraca perdagangan Februari 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang berlanjut. Pada Februari 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar USD2,44 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Januari 2021 sebesar USD2,63 miliar.
Perkembangan itu dipengaruhi oleh ekspor nonmigas yang tercatat USD14,40 miliar. Relatif stabil dibandingkan dengan ekspor nonmigas bulan sebelumnya sebesar USD14,41 miliar. Sementara itu, impor nonmigas mengalami peningkatan terutama pada kelompok barang modal, sejalan dengan aktivitas ekonomi domestik yang melanjutkan perbaikan.
7. Surplus diperkirakan paling lama bertahan hingga pertengahan tahun ini
Ekonom Universitas Indonesia Telisa Falianty memprediksi surplus yang dialami oleh Indonesia bisa dirasakan paling lama hingga semester I.
"Neraca dagang kita surplusnya paling bisa ditahan sampai semester I. Surplus itu akan semakin tipis bahkan bisa defisit," katanya dalam Market Review IDX Channel, Selasa (16/3/2021)
Hal tersebut disebabkan kinerja ekonomi yang semakin membaik. Jika ekonomi Indonesia pulih artinya konsumsi sudah meningkat. Ketika konsumsi meningkat, maka industri akan memproduksi barang, sehingga kebutuhan akan impor pasti tinggi. Telisa memperkirakan pemulihan ekonomi akan terjadi pada April, Mei dan Juni.
(Fakhri Rezy)