JAKARTA - Dolar AS tergelincir dari level tertinggi empat bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lain pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), terseret penurunan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat dari level tertinggi baru-baru ini.
Sementara itu, krisis mata uang lira Turki selama akhir pekan sebagian besar bertahan di pasar negara-negara berkembang.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun sekitar 0,35 persen menjadi 92,09, menyusul kenaikan minggu lalu sebesar 0,5 persen.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS jatuh dari tertinggi 14 bulan pada Senin (22/3/2021) dan terakhir turun pada 1,682 persen, tetapi tetap dekat tertinggi satu tahun karena investor bertaruh pada pemulihan ekonomi.
Baca Juga:ย Dolar AS Menguat Usai The Fed Cabut Keringanan Modal Bank
Imbal hasil melonjak setelah Federal Reserve pekan lalu mengatakan ekonomi AS berada di jalur untuk pertumbuhan yang kuat. Investor sekarang menunggu lelang surat utang pemerintah pekan ini, yang dapat mengirim imbal hasil naik lagi jika permintaan lesu, kata analis.
Selama akhir pekan, Presiden Turki Tayyip Erdogan secara mengejutkan mengganti gubernur bank sentral hawkish dengan kritik suku bunga tinggi menyeret lira turun sebanyak 15 persen menjadi 8,485 terhadap dolar.
โSalah satu cerita utama hari ini adalah bahwa aksi jual dalam lira Turki tidak memiliki efek riak yang besar,โ kata Axel Merk, manajer portofolio di Merk Hard Currency Fund di Palo Alto, California. "Kami memiliki (Ketua Fed) Jerome Powell berbicara beberapa kali minggu ini, dan dia akan melanjutkan alur cerita dari minggu lalu, yang menurut saya berarti bahwa imbal hasil obligasi akan ditahan, yang merupakan negatif untuk dolar."