Sesuaikan pengeluaran tidak boleh lebih besar dari pemasukan
Eko Endarto menjelaskan, pelaku usaha kecil harus mengendalikan pengeluaran, karena pengeluaran itu tidak ada batasnya, sedangkan pemasukan ada batasnya. Oleh sebabnya jangan pernah mengejar pemasukan untuk disesuaikan dengan pengeluaran, karena hal tersebut tidak akan ada habisnya.
“Setiap pengeluaran harus dikompensasi dengan pemasukan, kalau tidak gitu bisnis akan hancur, jadi setiap ada pengeluaran harus ada pemasukan sebagai penggantinya, sehingga pengusaha akan berpikir dua kali untuk melakukan pengeluaran kalau mereka tidak punya pengganti pemasukannya,” papar Eko.
Tentukan jadwal pemasukan bagi keuangan pribadi
Setelah melakukan pencatatan keuangan dengan benar, baik memisahkan uang pribadi dan uang usaha, serta mencatat pemasukan dan pengeluaran, langkah yang harus dilakukan pengusaha adalah menentukan sistem pendapatan bagi keluarga dari hasil usaha.
“Kalau pencatatannya sudah terpisah berarti kan tergantung nih dia mau mendapatkan hasil bisnisnya dengan bentuk gajian, jadi setiap bulan dia harus dapat uang dari bisnisnya sekian persen, atau nanti saja misal setelah setahun kemudian,” ucap Agustina.
Sistem pendapatan tersebut, menurut Agustina, akan memengaruhi pengelolaan keuangan pribadi keluarga. Dengan jadwal yang teratur, pelaku usaha bersama keluarganya bisa membuat anggaran keuangan yang jelas, misal untuk pengeluaran sekolah anak, rumah tangga, atau keperluan lainnya.
Selalu ingat bisnis adalah sebuah proses
Pengusaha sebaiknya tidak terburu-buru dalam melaksanakan sebuah bisnis. Menurut Eko, bisnis adalah sebuah proses, berbeda dengan menjadi karyawan yang memiliki gaji tetap.
“Selalu ingat bahwa bisnis itu adalah sebuah proses, berbeda dengan menjadi karyawan yang bisa gajian tiap bulannya, bisnis tidak bisa jadi kita harus ikuti prosesnya sehingga bisnis bisa membuahkan hasil ke depannya,” kata Eko.
Menurut Agustina, sebelum mengembangkan bisnis, pengusaha harus pastikan kebutuhan dasar keluarga terpenuhi, setelah itu menabung untuk dana darurat dalam bentuk yang aman dan likuid, setelah itu siapkan dana kesehatan, karena bisnis bisa jalan kalau pemiliknya sehat.
“Kalau bisnis sudah stabil tinggal pilih investasi mau ke mana, mau gedein usahanya misal nambah outlet, atau investasi untuk diversifikasi, kalau usaha itu kan aset real, dia bisa investasi di bidang keuangan biar lebih likuid, soalnya kalau sewaktu-waktu butuh uang, misal di obligasi atau deposito yang lebih mudah dicairkan,” ujar Agustina.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)