Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Strategi Marketing ala Nabi Muhammad SAW, Tidak Hanya Fokus Pada Keuntungan

Fariza Rizky Ananda , Jurnalis-Minggu, 18 April 2021 |07:02 WIB
Strategi Marketing ala Nabi Muhammad SAW, Tidak Hanya Fokus Pada Keuntungan
Foto: Ilustrasi Shutterstock
A
A
A

JAKARTA – Dalam berbisnis, pengusaha butuh strategi untuk menguasai pangsa pasar dari kompetitornya. Hal ini diperlukan agar produknya bisa laku di pasaran dan usahanya pun bisa semakin berkembang dan menghasilkan banyak keuntungan.

Pangsa pasar adalah persentase dari keseluruhan pasar yang dikuasai oleh satu atau lebih produk atau jasa tertentu yang dikeluarkan sebuah perusahaan dalam kategori yang sama. Untuk menguasai pangsa pasar, perusahaan memiliki strategi yang berbeda-beda dan menjalankan taktik marketing.

Baca Juga: Berdagang ala Nabi Muhammad SAW, Begini Strategi Penguasaan Pasar yang Dilakukan

Salah satu konsep yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan diferensiasi. Diferensiasi adalah sebuah strategi agar produk menjadi berbeda dengan produk atau perusahaan lain. Esensi dari diferensiasi adalah agar produk lebih dikenal menjadi sebuah identitas diri.

Dilansir dari buku Strategi Andal dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad karya Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Minggu (18/4/2021), konsep diferensiasi juga diterapkan Nabi Muhammad dalam kegiatan berdagangnya. Dengan kondisi geografis Semenanjung Arabia yang gersang dan panas, masyarakat Arab akhirnya banyak yang mencari peruntungan dari berdagang.

Baca Juga: Bisnis Ala Nabi Muhammad, Begini Caranya Lakukan Targeting Produk

Namun, sejak awal Nabi Muhammad telah menciptakan diferensiasi sehingga beliau dikenal bukan sebagai satu di antara banyak pengusaha, tapi sebagai satu-satunya pengusaha muda dengan hasil perdagangan yang luar biasa.

Beliau memiliki reputasi sebagai pengusaha yang membawa keuntungan yang berlipat ganda. Nabi Muhammad telah melakukan sebuah istilah yang baru diangkat pada tahun 2002 oleh Sam Hill dan Glenn Rifkin yaitu, Radical Marketing. Radikal bukan berarti negatif, tetapi dalam artian berbeda.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement