JAKARTA - Pemerintah saat ini terus mendorong ekspor dan pengembangan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Mengingat, saat ini produk-produk UMKM Indonesia masih kalah dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia bahkan Thailand.
Misalnya saja ekspor produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia masih stagnan di angka 19%. Persentase ekspor tersebut tidak mengalami kenaikan pasti selama beberapa tahun belakangan.
Ada sejumlah fakta menarik dari masih kalahnya ekspor produk UMKM Indonesia dari
Baca Juga: Jadi 'SPBU' Mini, UMKM Bakal Jual Pertalite Cs
1. Ekspor Produk UMKM RI Masih Stagnan
Ekspor produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia masih stagnan di angka 19%. Persentase ekspor tersebut tidak mengalami kenaikan pasti selama beberapa tahun belakangan.
2. Ketinggalan dari Malaysia
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mencatat, jika dibandingkan dengan negara-negara Asean, Indonesia masih tertinggal jauh. Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto mencatat, persentase produk usaha mikro di Malaysia berada di angka 20%. Sementara Thailand mendekati 30%.
"Dilihat secara produktif kelihatan ya, dari ekspor begitu, Indonesia masih tertinggal dibandingkan Malaysia dan Thailand. Sekitar 15% porsi UMKM untuk ekspor, itu Malaysia sudah mendekati 20%. Sementara Thailand sudah mendekati angka 30%," ucapnya.
Baca Juga:Â Akhirnya, BLT UMKM 2021 Tahap Kedua Cair untuk 9,8 Juta Penerima
3. Penyebab Ekspor Produk UMKM RI Keok dari Malaysia dan Thailand
Indef memang tertarik melihat sebab utama ekspansi bisnis UMKM di sejumlah negara. Khusus Malaysia, dari pengamatan Indef, salah satu faktor fundamental yang mendorong kinerja usaha mikro negara setempat adalah upaya pengembangan ekosistem. Dimana, otoritas setempat memperkuat level pembiayaan dan pembinaan bagi pelaku usaha.
"Jadi kita jauh tertinggal, jadi saya tertarik melihat seperti apa Thailand dan Malaysia dalam membangun UMKM begitu. Ya salah satunya kalau Malaysia membangun ekosistem untuk UMKM, jadi baik dalam level pembiayaan dan pembinaan, itu juga dilakukan secara intensif, sehingga wajar kemudian mereka mampu naik kelas dan ekspansi bisnisnya hingga sampai ke ranah ekspor," kata Eko Listiyanto.