JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menilai bahwa impor beras adalah masalah yang terkait dengan kebijakan serta kondisi belum adanya program satu data nasional.
"Itu yang salah (impor beras), itu yang harus kita ubah. Bukan (kualitas), tapi karena kebijakan. Antara impor dan produksi tidak pernah dijadikan satu titik," ujar Erick seperti dilansir Antara di Jakarta, Selasa (1/6/2021).
Menurut Erick, Presiden Joko Widodo pernah mengatakan bahwa data di Indonesia tidak pernah menjadi satu. Dengan demikian program satu data nasional harus terwujud.
"Kalau program ini tidak diwujudkan, semuanya akan menjadi tidak jelas atau grey area," kata Menteri BUMN tersebut.
Baca Juga:Â Stok 1,3 Juta Ton, Bulog Pastikan Tak Impor Beras Tahun IniÂ
Erick mencontohkan soal pupuk yang mana saat ini sekitar 53 persen atau 57 persen pupuk itu sudah nonsubsidi. Hanya 43 persen atau 47 persen pupuk yang subsidi.
Namun subsidi yang diberikan oleh pemerintah sebesar Rp19 triliun naik menjadi Rp33 triliun. Secara teori, kata Menteri BUMN itu, kalau pasarnya menyusut maka subsidi harusnya semakin kecil.
"Dengan digitalisasi, dengan satu data nasional ini kesempatan bagi Indonesia. Ini yang harus kita perbaiki. Dan waktunya tidak panjang, kalau dalam 3-5 tahun ke depan kita tidak mengubah hal tersebut, terlambat kita," ujar Erick Thohir.