Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Laba Bersih BUMN Anjlok 77%, Erick Thohir: Revenue dari Rp1.600 Triliun Jadi Rp1.200 Triliun

Suparjo Ramalan , Jurnalis-Kamis, 03 Juni 2021 |13:08 WIB
Laba Bersih BUMN Anjlok 77%, Erick Thohir: <i>Revenue</i> dari Rp1.600 Triliun Jadi Rp1.200 Triliun
Grafik Ekonomi (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

Dari segi aset, dari data yang dipublikasi Kementerian BUMN, selama lima tahun terakhir aset perseroan plat merah mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2015 aset BUMN tercatat sebesar Rp5.760 triliun, dan pada akhir 2019 menjadi sebesar Rp8.734 triliun. Angka ini menunjukan bahwa selama lima tahun terakhir aset BUMN tumbuh sebesar 51,63% atau rata-rata per tahunnya tumbuh 11%.

Ekuitas BUMN juga naik signifikan. Hingga akhir 2019, total Ekuitas seluruh perseroan mencapai Rp800 triliun. Sementara, laba bersihnya mencatatkan angka positif di akhirnya 2019 senilai Rp152 triliun. Meski begitu, angka ini menurun bila dibandingkan dengan periode yang sama 2018 yang mencapai Rp189 triliun.

Sementara itu, capital expenditure (Capex) atau belanja modal BUMN juga mengalami peningkatan. Pada 2015, jumlah agregat Capex dalam satu tahun mencapai Rp221 triliun. Angka ini semakin meningkat dari tahun ke tahun hingga puncaknya pada akhir 2019 belanja modal BUMN mencapai Rp361 triliun.

Berdasarkan perhitungan CAGR, pertumbuhan setoran dividen BUMN sebesar Rp50 triliun di tahun lalu. Pada periode yang sama, setoran pajak BUMN mencapai Rp284 triliun. Sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada 2019 mencapai Rp135 triliun.

Pada tahun 2020, dividen BUMN turun. Erick mengakui pandemi Covid-19 berdampak pada bisnis BUMN. Setidaknya, 90% kinerja perusahaan negara menurun. Imbas, dividen BUMN 2020 diprediksi hanya mencapai 25% dari target.

Di sisi lain, untuk mengintegrasikan data keuangan perusahaan pelat merah, Kementerian BUMN pun sudah menyusun buku akuntansi untuk mengkonsolidasi keuangan seluruh perseroan. Ibu tersebut nantinya mencatatkan kinerja keuangan BUMN.

"Alhamdulillah sebagai laporan kepada pimpinan dan anggota Dewan, Insya Allah di tahun ini kita pertama kali mempunya buku Kementerian BUMN secara terkonsolidasi. Nah karena itu sistem yang terintegrasi yang kita perlukan," kata dia.

Pembukuan yang dilakukan Kementerian BUMN sejalan penguatan project management office (PMO). Mantan Bos Inter Milan itu mengutarakan, nantinya semua data keuangan BUMN bisa diintegrasikan.

"Karena itu, salah satunya kenapa kita ingin membangun project manajemen office ini, tidak lain supaya semua data yang ada di BUMN itu bisa menjadi satu, agar kita bisa melihat pembukuan ataupun keperluan Capex lain yang tidak diperlukan untuk di cut. Seperti apa yang kita lakukan kemarin di PLN atau di Telkom," tutur dia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement