JAKARTA - Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada sektor perekonomian, salah satunya adalah industri ekonomi kreatif yang sebagian besar berupa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Para pelaku usaha dituntut memiliki kreativitas dan inovasi untuk memasarkan usahanya.
Kreativitas dan inovasi tersebut dibutuhkan pedagang ekonomi kreatif untuk membantu berkontribusi kepada pemulihan ekonomi nasional, mengingat tiga dari 17 subsektor ekonomi kreatif menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) dan ekspor Indonesia.
Baca Juga: Sandiaga Uno Ingin Karya Parekraf Dilindungi Hukum
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi dari ketiga subsektor tersebut yaitu 41% untuk industri kuliner, fashion sebesar 17%, dan industri kriya menyumbang sebesar 14,9%.
Dilansir dari Koran Sindo, Senin (7/6/2021), khusus untuk industri kriya, perubahan kebiasaan masyarakat selama pandemi Covid-19 sangat memengaruhi belanja kerajinan kriya, salah satunya masyarakat mulai tertarik untuk mendekorasi rumah untuk membuat hunian nyaman di tengah isolasi mandiri dan work from home.
Baca Juga: Sandiaga Sebut Ekonomi Kreatif Jadi Kekuatan Masa Depan Indonesia
Melihat peluang tersebut, benda-benda interior rumah jadi perhatian baru bagi masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang melirik produk kerajinan karya Indonesia sebagai pilihan. Industri kriya dalam negeri termasuk salah satu sektor yang tangguh dalam menghadapi dampak ekonomi karena pandemi Covid-19.
Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menilai ada pemulihan pada akhir 2020, meski pandemi masih terjadi di Indonesia. Kondisi ini berbanding terbalik dari masa awal pandemi, di mana nyaris tidak ada pesanan yang masuk ke industri mebel dan kerajinan nasional.