CHICAGO - Harga emas kembali turun pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB)), atau mencatat kerugian dalam dua hari berturut-turut dan menjadi minggu terburuk dalam lebih dari setahun. Harga emas terpukul menguatnya dolar AS karena didukung pandangan hawkish Federal Reserve AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange jatuh USD5,8 atau 0,33% menjadi USD1.769 per ounce. Emas telah kehilangan 5,9% pada minggu ini atau menjadi penurunan terbesar sejak pekan yang berakhir 13 Maret 2020.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp20.000 Dalam 2 Hari, Ini Daftarnya
The Fed pada akhir pertemuan moneternya Rabu (16/6/2021) mempertimbangkan akan mengurangi pembelian asetnya dan memajukan proyeksi kenaikan suku bunga pada 2023.
Harga emas pun semakin turun setelah Presiden Fed St Louis, James Bullard menyatakan bahwa menguatnya inflasi mesti diantisipasi dengan pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat. Dirinya mengatakan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan pada 2022.
"Pasar takut akan upaya-upaya Fed lebih lanjut," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger, dikutip dari Antara, Sabtu (19/6/2021).
Baca Juga: Harga Emas Berjangka Turun Pasca Pengumuman The Fed
Indeks dolar terhadap enam mata uang utama lainnya menuju minggu terbaiknya. Hal ini mengurangi daya pikat emas untuk pemegang mata uang lainnya.