JAKARTA - World Bank mengatakan Indonesia perlu menciptakan lebih banyak pekerjaan kelas menengah untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera. Hal ini diungkapkan dalam laporan Bank Dunia bertajuk Pathways to Middle-Class Jobs in Indonesia .
"Pekerjaan kelas menengah dapat diartikan sebagai pekerjaan yang membayar upah, gaji atau keuntungan yang memungkinkan keluarga pekerja rata-rata untuk mengkonsumsi cara hidup kelas menengah yang setara dengan Rp3,752 juta per bulannya," kata Ekonom Bank Dunia Indonesia, Maria Monica Wihardja saat peluncuran daring laporan Bank Dunia, Rabu.
Baca Juga: Bikin Kartu Kuning Calon Pekerja Gratis, Menaker: Ada Pungli Laporkan!
Monica menyampaikan pekerjaan kelas menengah bisa dalam bentuk formal sektor dan informal sektor. Bank Dunia mencatat dari total 124 juta pekerja di Indonesia pada 2018, sebanyak 85 juta pekerja merupakan pekerja lepas, karyawan atau wiraswasta yang mendapatkan upah, gaji atau keuntungan pribadi. Sedangkan 39 juta lainnya merupakan pekerja keluarga yang tidak dibayar pekerja yang mengandalkan keuntungan bisnis.
"Dari 85 juta pekerja, hanya 15,4% yang mendapatkan penghasilan kelas menengah dan hanya empat% yang mendapat penghasilan kelas menengah dengan status pegawai tetap dan menerima manfaat sosial penuh," jelas Monica.
Baca Juga: Pekerja RI Workaholic Dibanding AS dan Inggris, Simak Dampak Bahayanya
Tiga faktor yang menghambat transisi Indonesia ke pekerjaan kelas menengah, lanjut Monica, adalah transformasi struktural belum mampu membawa peningkatan
produktivitas yang cukup. Faktor kedua, struktur ekonomi yang tidak kondusif untuk mendukung pekerjaan kelas menegah, serta sebagian besar tenaga kerja Indonesia tidak siap untuk menjalankan pekerjaan kelas menengah.
"Per 2018, 59% pekerja hanya mengenyam pendidikan selama 9 tahun atau bahkan kurang. Hanya 50% wanita usia kerja yang bekerja dan saat bekerja wanita penghasilan wanita 25% lebih rendah dibandingkan pria," ungkapnya.