JAKARTA - Indeks dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Dolar menguat karena kekhawatiran tentang pandemi mendorong investor untuk mencari tempat yang aman saat mereka menunggu lebih banyak petunjuk tentang pemulihan ekonomi global.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, naik 0,1% pada 92,264. Indeks tetap mendekati level tertinggi tiga bulan di 92,844 yang disentuh minggu lalu.
Baca Juga: Indeks Dolar Melemah karena Data Tenaga Kerja AS
Dengan pasar yang sangat sensitif terhadap pembicaraan tentang tapering (pengurangan pembelian obligasi) lebih awal, data inflasi AS pada Selasa waktu setempat akan diawasi dengan ketat menjelang kesaksian oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
"Kehati-hatian pasar menguasai awal pekan ini membebani sentimen risiko dan mendorong dolar AS," kata Analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington, Joe Manimbo.
Baca Juga: Indeks Dolar AS Makin Perkasa
Laporan dari seluruh dunia tentang lonjakan infeksi varian virus corona Delta juga merugikan selera investor terhadap aset-aset berisiko.
Investor akan melihat data inflasi AS pada Selasa waktu setempat dan kesaksian ekonomi Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Rabu (14/7/2021) dan Kamis (15/7/2021) ketika mereka menaksir ekspektasi bagi The Fed untuk memutar kembali stimulus segera setelah tahun ini, kata Manimbo.
"Laporan yang lebih panas kemungkinan akan meningkatkan imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar serta membawa percakapan tapering Fed kembali ke garis depan," Ronald Simpson, direktur pelaksana, analisis mata uang global di Action Economics, mengatakan dalam sebuah catatan.
Sementara itu, bank sentral China, People's Bank of China (PBOC) mengatakan China akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dipertahankan bank-bank sebagai cadangan, melepaskan sekitar satu triliun yuan (150 miliar dolar AS) dalam likuiditas jangka panjang untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca-COVID yang mulai kehilangan momentum.
"Meskipun disambut baik, langkah itu juga menandakan bahwa pihak berwenang khawatir tentang prospek pertumbuhan China, jadi ini berita yang beragam," kata Marshall Gittler, kepala riset investasi di BDSwiss Holding.
Investor menantikan pengumuman suku bunga dari bank sentral Kanada (Bank of Canada) pada Rabu (14/7/2021) untuk melihat apakah bank sentral akan mengumumkan perlambatan pembelian asetnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)