JAKARTA - Peningkatan kapasitas petani melalui program pendampingan dan pelatihan yang berkelanjutan, bisa menaikkan kualitas produk ekspor yang dihasilkan oleh petani tersebut.
Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank D James Rompas baru saja meluncurkan Desa Devisa Kopi di Subang bekerja sama dengan Koperasi Gunung Luhur Berkah (GLB) yang menjadi desa devisa ketiga yang telah diluncurkan sejak 2019.
Baca Juga: Diplomasi Bantu Buka Pasar Ekspor Produk Indonesia
James mengatakan, Program Desa Devisa merupakan upaya pengembangan masyarakat dengan mengedepankan keunikan komoditas. Untuk itu, LPEI memberikan jasa konsultasi guna dalam bentuk pendampingan kepada 208 petani di enam desa yaitu Cisalak, Nagrak, Cupunagara, Darmaga, Sukakerti, dan Pasanggrahan.
"Kami optimis dan yakin dengan potensi Subang akan komoditas kopinya. Kami berharap melalui program pelatihan selama enam bulan ke depan dapat meningkatkan kapasitas petani, sehingga kualitas biji kopinya juga dapat memenuhi kebutuhan ekspor," ujarnya dilansir dari Antara, Selasa (3/8/2021).
Baca Juga: Perluas Pasar Ekspor, RI Jajaki Skema Imbal Dagang dengan 35 Negara
Adapun pendampingan dan pelatihan yang diberikan LPEI mulai dari aspek produksi hingga mekanisme ekspor yang diharapkan dapat membantu menciptakan komoditas yang berkualitas dengan daya saing yang tinggi.
Produk Kopi Subang dengan varietas arabika (Java Preanger) dan robusta dengan cita rasa tersendiri yang berasal dari ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, memang menjadi keunikan dari Desa Devisa Kopi Subang.