Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Hidup dari Dana Hibah, Bagaimana Nasib Ekonomi Afghanistan Usai Dikuasai Taliban?

Aditya Pratama , Jurnalis-Minggu, 22 Agustus 2021 |08:10 WIB
Hidup dari Dana Hibah, Bagaimana Nasib Ekonomi Afghanistan Usai Dikuasai Taliban?
Bagaimana Nasib Ekonomi Afghanistan Usai Dikuasai Taliban? (Foto: AFP/VOA Indonesia)
A
A
A

Di samping itu, Taliban juga memiliki dana namun tidak semuanya didapatkan secara legal. Menurut laporan Dewan Keamanan (DK) PBB yang diterbitkan pada Juli lalu, Taliban kerap mengandalkan kegiatan ilegal untuk mendanai kelompoknya, seperti perdagangan narkoba dan produksi opium, pemerasan, peculikan untuk mendapat tebusan, eksploitasi mineral dan pendapatan dari pengumpulan pajak di sejumlah daerah dalam kendali mereka.

Dari kegiatan tersebut, DK PBB memperkirakan Taliban memiliki pendapatan sekitar 300 juta hingga 1,6 miliar dolar AS per tahun.

"Dukungan keuangan eksternal, termasuk sumbangan dari orang-orang kaya dan jaringan yayasan amal nonpemerintah juga merupakan bagian penting dari pendapatan Taliban," tulis laporan PBB.

Kelompok ini juga berusaha mengeksploitasi kekayaan mineral Afghanistan. PBB melaporkan, sektor pertambangan menyumbang pendapatan ke Taliban sebesar 464 juta dolar AS pada tahun lalu.

Sementara itu, data Asian Development Bank menyebut lebih dari 47 persen penduduk negara itu hidup di bawah garis kemiskinan pada 2020. Sebagian rumah tangga bergantung pada sektor pertanian dengan produktivitas rendah.

Masalah keamanan, korupsi, dan ketidakstabilan politik semuanya telah menghambat pembangunan sektor swasta. Kondisi tersebut membuat Afghanistan berada di peringkat 173 dari 190 negara dengan lingkungan bisnis yang sulit, menurut Survei Doing Business Bank Dunia tahun 2020.

Pengangguran tercatat mencapai 11,7 persen pada 2020 sebelum pemerintahan Taliban berkuasa, sebelum orang-orang mulai melarikan diri dari negara itu dan beberapa wanita diberhentikan dari pekerjaannya.

Dengan berkuasanya Taliban, negara itu diperkirakan akan berada dalam ekonomi yang suram. Ahmady memperkirakan akan terjadi depresiasi mata uang, lonjakan inflasi, dan kenaikan harga pangan.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement