MALANG - Pembukaan objek wisata disambut antusias pelaku perhotelan. Pasalnya, dibukanya tempat wisata dapat mendorong ampu menaikkan angka okupansi hotel yang merosot tajam selama PPKM Darurat hingga PPKM Level 4.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur Dwi Cahyono menuturkan, pembukaan destinasi wisata di Pasuruan, Probolinggo, Malang raya dan Banyuwangi menjadi kabar baik di tengah belum pulihnya sektor pariwisata dan perhotelan.
"Jadi nunggu destinasi dibuka, jadi ya kalau Malang ya tujuannya Bromo Pasuruan, kalau Bromo, Jatim Park, Taman Safari kalau belum dibuka ya percuma liburannya," ucap Dwi Cahyono ditemui pada Minggu (12/9/2021) di Kota Malang.
Baca Juga: Curhat ke Sandiaga Uno, Pedagang Sayur: Sama Sekali Enggak Punya Penghasilan
Dirinya menambahkan, pariwisata dan perhotelan ibarat satu paket yang tak bisa dipisahkan. Bila pembukaan tempat wisata ini ia optimis okupansi hotel kian meningkat dari hari ke hari.
"Untuk wisata, saya yakin ketika wisata dibuka naik, Jatim Park sudah uji coba, kalau sudah akan dongkrak okupansi," tuturnya.
Bila sejumlah tempat wisata di daerah - daerah buka, ia optimis daerah - daerah yang jadi tujuan wisata utama di Jawa Timur bakal lebih dahulu pulih. Apalagi ada kaitan antara pembukaan tempat wisata dengan okupansi hotel.
"Kalau pulih ya Banyuwangi, Probolinggo, Malang, Batu, tujuan wisata pasti itu yang duluan," katanya.
Baca Juga: Sandiaga Buat 3 Pilar Pemulihan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Namun Dwi masih menunggu aturan lebih lanjut terkait wisatawan yang datang. Sebab dari simulasi percobaan pembukaan tempat wisata, anak - anak di bawah usia 12 tahun tidak boleh masuk. Padahal untuk saat ini pangsa pasar keluar menjadi hal yang menjanjikan diincar di tengah sulitnya mobilitas orang di saat pandemi Covid-19.
"Cuma tetap orang – orang masih nunggu seperti apa aturannya, seperti mal terus anak kecil yang belum vaksin ya sulit juga mau pergi. Anak nggak boleh ke destinasi ini, sekarang destinasi masih dibatasi 12 tahun ke bawah masih belum boleh, itu belum terlalu pengaruh, kecuali kalau vaksin untuk sudah banyak," paparnya.