Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sri Mulyani: Ada 7 Agenda Prioritas Sektor Keuangan di Presidensi G20

Anggie Ariesta , Jurnalis-Selasa, 14 September 2021 |22:43 WIB
Sri Mulyani: Ada 7 Agenda Prioritas Sektor Keuangan di Presidensi G20
Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dalam Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 akan ada 7 agenda prioritas terkait sektor keuangan atau finance track yang difokuskan pada penanganan isu-isu global, namun tetap membahas bagaimana berkoordinasi untuk pemulihan ekonomi.

“Untuk agenda di Finance track yang akan dibahas, akan ada 7 agenda. Secara cepat akan saya sampaikan yang paling utama dan penting adalah mengenai negara-negara G20 akan membahas bagaimana berkoordinasi untuk memulihkan ekonomi global,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Menuju Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 secara virtual, Selasa (14/9/2021).

Dia menegaskan, agenda tersebut sesuai dengan tema Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 yaitu Recover Together and Recover Stronger. Tujuannya agar semua negara G20 bisa pulih bersama, dan pulih menjadi lebih kuat maka dibutuhkan koordinasi policy global.

Baca Juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah KTT G20, Sri Mulyani Soroti Pemulihan Ekonomi

Selain itu, kata Menkeu yang paling sering dibahas dalam G20 yaitu kapan negara-negara terutama di G20 semuanya melakukan kebijakan extra Ordinary di bidang fiskal dan moneter.

“Akan menetapkan kapan mulai melakukan exit policy yaitu mengurangi intervensi kebijakan makro yang luar biasa dan pasti tidak sustainable secara bertahap dan terkoordinasi,” ujarnya.

Sehingga pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara dan pertumbuhan ekonomi global bisa sustainable atau terus berlangsung. Menurutnya, tentu bukan hal yang mudah karena setiap negara memiliki kondisi yang berbeda-beda kebijakan fiskal.

Baca Juga: Presidensi G20, Menko Airlangga: RI Siap Jadi Lokomotif Pemulihan Ekonomi Global

‘Seperti di Indonesia yang extra Ordinary di mana kita membolehkan adanya defisit di atas 3 persen tidak berjalan selamanya, dan semua negara juga situasi yang sama di kebijakan fiskal nya,” katanya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement