Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pesawat Listrik Pertama Rolls-Royce Uji Coba Terbang Perdana, Hasilnya?

Hafid Fuad , Jurnalis-Sabtu, 18 September 2021 |13:09 WIB
Pesawat Listrik Pertama Rolls-Royce Uji Coba Terbang Perdana, Hasilnya?
Pesawat listrik rolls royce (Foto: Rolls-Royce)
A
A
A

JAKARTA - Pesawat listrik pertama Rolls-Royce sukses terbang perdana melintasi langit di Inggris sekitar 15 menit pada pekan ini.

Dilansir dari CNBC, Sabtu (18/9/2021), dalam pernyataan resmi perusahaan mengatakan penerbangan pada hari Rabu lalu menandai "tahap awal uji terbang yang intens" yang akan mendata kinerja pada daya listrik dan sistem pendorongnya.

Baca Juga: Jangan Jadi Pilot Kalau Enggak Mau Pusing, Begini Persiapannya Sebelum Terbang

Menurut Rolls-Royce, pesawat yang disebut "Semangat Inovasi" ini menggunakan 400 kilowatt tenaga listrik yang menggunakan baterai paling penuh tenaga yang pernah ada untuk pesawat terbang. Targetnya perusahaan ingin kecepatannya melampaui 300 mil per jam.

Semangat inovasi merupakan hasil dari program yang disebut ACCEL atau percepatan listrik untuk penerbangan. Para mitra yang tergabung seperti spesialis motor listrik YASA dan Electroflight. Proyek ini digambarkan oleh Rolls-Royce sebagai "start-up penerbangan". YASA adalah anak perusahaan dari Mercedes-Benz.

Baca Juga: Viral Pramugari Ingatkan Penumpang Pesawat "Kalau Tak Pakai Masker, Aku Akan Mengganggumu"

Dalam hal pendanaan, 50% telah datang dari Aerospace Technology Institute yang bermitra dengan Pemerintah Inggris. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan bersama dengan pengumuman Rolls-Royce, Menteri Negara untuk Bisnis, Energi dan Pertumbuhan Bersih Inggris, Kwasi Kwarteng, mengatakan bahwa penerbangan pesawat tersebut merupakan "langkah maju yang sangat besar dalam transisi global menuju bentuk penerbangan yang lebih bersih."

Rekam jejak industri penerbangan sangat signifikan. Menurut badan energi internasional, emisi karbon dioksida dari maskapai "telah meningkat pesat dalam dua dekade terakhir", hingga mencapai hampir 1 gigaton metrik pada tahun 2019. Ini disebut setara "sekitar 2,8% emisi CO2 global dari pembakaran bahan bakar fosil".

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement