JAKARTA - Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Hal disebabkan kekhawatiran pertumbuhan permintaan minyak mentah akan melambat, yang memakan keuntungan baru-baru ini yang telah membawa harga ke tertinggi multi-tahun dalam beberapa sesi terakhir.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember terpangkas 24 sen atau 0,3%, menjadi menetap di 83,18 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk penyerahan November tergerus 20 sen atau 0,3%, menjadi ditutup di 80,44 dolar AS per barel.
Para analis mencatat bahwa beberapa pedagang kemungkinan mengambil keuntungan dalam minyak mentah AS setelah kontrak berjangka WTI mencapai tertinggi sejak Oktober 2014 selama tiga sesi terakhir.
Baca Juga: Krisis Energi Buat Harga Minyak Dunia Bergerak Dua Arah
Harga berada di bawah tekanan awal ketika China, importir minyak mentah terbesar dunia, merilis data yang menunjukkan impor September turun 15% dari tahun sebelumnya.
Pasar sedang menunggu data persediaan minyak AS yang diperkirakan para analis akan menunjukkan peningkatan 0,7 juta barel dalam stok minyak mentahnya.
Data dari American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, dijadwalkan pada pukul 16.30 waktu setempat (20.30 GMT) dan dari Badan Informasi Energi AS pada Kamis (14/10/2021). Data tersebut tertunda sehari setelah liburan Hari Columbus pada Senin (11/10/2021).
Baca Juga: Selamat Datang Era Minyak Mahal, Harga Tembus Level Tertinggi sejak 2018
Kekurangan batu bara dan gas alam di China, Eropa, dan India telah mendorong harga bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit listrik lebih tinggi. Produk minyak digunakan sebagai pengganti.