"Di kampung juga sudah banyak yang sudah dapat, dan juga walaupun di pandemi dia belum ada kerjaan, dengan ilmunya dia bisa buat kerajinan, kayak tata boga lah," katanya.
Selain itu, Sukri juga ingin meningkatkan kemampuan bahasa Jepangnya lewat pelatihan yang disediakan program Kartu Prakerja. Ia berharap dengan meningkatnya kemampuan bahasa asing tersebut, bisa menunjang peningkatan pekerjaan yang tengah ia jalani.
"Pertama, di sana kan ada pilihan kita dapat ilmu baru, ada pelatihan kursus. sementara di sini kita kursusnya juga lumayan mahal, ini kan (pelatihan Prakerja) gratis. Yang kedua, kan ada juga kita bukan sekedar dikasih ilmu kursusnya saja, tapi karena untuk kita bisa praktiknya lagi. itu juga di-support juga dengan insentifnya dulu. dan sangat bermanfaat, untuk misalnya di sekitaran ini bahasa inggrisnya lah, untuk men-support wisatawan," pungkas dia.
Untuk diketahui, selama 2021 (batch 12-21) penerima Kartu Prakerja berjumlah 5.910.462 orang, dengan 94 persen atau 5.561.504 orang telah menyelesaikan pelatihan, kemudian 91 persen atau 5.397.784 orang telah mendapatkan insentif.
Total insentif yang telah disalurkan tahun 2021 sampai batch 21 adalah Rp9,52 triliun, sedangkan Total pendaftaran sejak awal Kartu Prakerja dibuka hingga 12 Oktober 2021 adalah sekitar 75 juta orang dan total penerima sekitar 11 juta orang dari 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Provinsi NTB mencatatkan total pendaftar sebanyak 725.311 orang dengan penerima sejumlah 233.230 orang, sementara untuk Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 201.796 pendaftar, dan yang diterima 71.553 orang, sedangkan di Kota Mataram pendaftar tercatat 85.970 orang dan yang diterima 29.416 orang.
Provinsi NTB adalah provinsi ke-17 dengan jumlah penerima Kartu Prakerja terbanyak se-Indonesia, dan provinsi dengan penerima terbanyak kedua di Kawasan Timur Indonesia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)