Wawan menuturkan sebagian besar petani yang menanam porang ini merupakan pemuda. Mereka tertarik untuk menanam porang karena memiliki hasil yang menguntungkan.
Sebelum porang ramai, kata dia, petani di desanya hanya menanam lahan dengan jagung dan ketela. Saat panen harganya pun sangat murah. Wawan mengklaim kondisi ekonomi masyarakat setempat meningkat.
“Ya bukti yang nampak itu mereka membeli mobil dan memperbaiki rumah setelah panen porang,” ujarnya.
Dia menjelaskan menanam porang sejauh ini menguntungkan. Meskipun harga umbi produksi porangmengalami penurunan harga. Menurutnya, panen porang itu ada tiga macam, umbi produksi, umbi bibit, dan katak.
“Kalau umbi produksi harganya turun. Kan masih ada umbi bibit dan katak. Sejauh ini masih menguntungkan dan menjanjikan,” jelas Wawan.
(Feby Novalius)